3.12.08

banjo barney

Kisah ini terjadi pada 6 Desember 1988, di tempat layanan kami di luar Lancaster, Pennsylvania. Minggu lalu kami menerima sebuah panggilan telepon dengan nada kuatir dari seorang teman yang bernama Karen. Ia tinggal di West Hazleton, Pennsylvania. Karen adalah seorang ibu dengan lima orang anak. Empat orang kembar berusia satu setengah tahun dan seorang anak perempuan tertua berusia tiga tahun bernama Amanda.

Rupanya Amanda telah bersikap baik sepanjang tahun dan ia sangat menginginkan Banjo Barney untuk hadiah natalnya. Karen, ibunya telah menelepon semua toko di kawasan mereka, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Ia juga telah mengunjungi belasan situs internet yang kira-kira menjual Banjo ajaib itu, tetapi tetap juga tidak berhasil. Karen lalu meminta semua temannya untuk membantunya mencari.

Sebuah selebaran dari toko serba ada lokal mengiklankan barang itu, jadi kami melewatkan Pendalaman Alkitab pada hari Minggu dan menuju ke toko itu. Kami mengantri lama sekali di sana.

Setelah masuk toko itu, aku mencari-cari di bagian mainan. Tetapi walaupun Banjo Barney diiklankan di selebaran itu, aku tidak bisa menemukannya. Tiba-tiba ada seorang pegawai yang berjalan membawa sebuah Banjo Barney dan langsung memberikannya padaku tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku mengucapkan terima kasih tetapi ia tetap diam saja. Aku terkejut melihat nama yang tertera di dadanya tertulis “Karen.”

Aku dan Susan, tunanganku lalu hendak membayarnya di kasir dan semua pegawai memandangi kami dengan takjub dan tidak percaya, bertanya di mana kami mendapatkan Banjo Barney itu. Mereka bilang sudah beberapa hari barang itu habis terjual di toko mereka. Lalu segalanya berubah menjadi misterius. Bukan hanya karena pegawai toko itu bilang kalau barang itu sudah habis, tetapi ketika kusebut nama Karen, pegawai di belakang yang memberiku Banjo itu, tidak seorangpun yang mengenalnya.

Lebih lagi, ketika tunanganku, Susan yang tidak pernah melihat Karen, pegawai toko itu, bilang kalau ia melihat sebuah cahaya melewatinya ketika ia berjalan di setiap lorong toko untuk mencari Banjo itu.Dengan semangat kami menelpon Karen, teman kami dan menceritakan kalau Amanda akan mendapatkan Banjo Barney sebagai hadiah Natal. Karen begitu senang.

Sepertinya kami bisa merasakan senyumnya melalui telpon itu. Dia mulai menangis ketika kami menceritakan kisah tentang pegawai toko yang bernama Karen juga. Kami semua berpikir, mungkin itu seorang malaikat di hari Natal. Alami keajaibanNya hari ini!

No comments:

Post a Comment