1.12.08

pengalamanku

Hari itu keadaan cukup ramai. Lumayan, mungkin ini memang rejekiku. Aku masuk ke sebuah bis yang penuh dengan senjata andalanku, krecekan dari tutup botol. Walaupun masih kecil, aku sudah terbiasa ngamen dari kendaraan yang satu ke kendaraan yang lain. Bis kali ini sedang menuju Tangerang.

Setelah menemukan celah yang cukup nyaman, aku mulai menyanyikan lagu kesukaanku, “Yesus ajaib, Tuhanku ajaib..” Aku menyanyikannya dengan berani dan tidak malu-malu. Baru beberapa kali kuulang, tiba-tiba seorang bapak memarahiku. Beberapa penumpang lain juga memandangku dengan pandangan sinis. Mungkin karena lagu yang kunyanyikan itu jarang mereka dengar. Jadi aku terus menyanyikannya dengan semangat.

“Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi. Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu !” Tapi aku tidak menanggapi kemarahan mereka. Aku terus saja menyanyikannya.Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol, di pintu tol menuju Serpong hampir semua penumpang turun dari bis. Aku pun segera turun sambil membawa hasilnya. Tiba-tiba ada yang mendorongku sampai jatuh. Aku langsung berdiri lagi, tetapi aku didorong lagi sampai terpelanting. Ternyata lebih dari satu orang yang mengerumuniku. Mungkin itu bapak yang tadi membentakku, aku tidak tahu.

Kini semua orang membentakku, “sudah dibilang jangan nyanyi, masih nyanyi terus. Kamu mau saya pukul?” Cuma itu yang kudengar jelas, yang lain ikut berteriak-teriak sehingga aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Aku terdiam, takut, tapi aku berdoa, “Tuhan, tolong aku.”

Tiba-tiba aku tidak tahu, ada keberanian dari mana, aku bisa berbicara dengan lantang, “Bapak-bapak, Ibu-ibu jika mau pukul saya, pukul saja.Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu itu."Tiba-tiba semua orang terdiam sepertinya mulut mereka terkunci. Lalu aku bilang lagi, “Sudahlah tidak perlu marah-marah lagi. Sini.. saya doakan saja Bapak, Ibu."

Lalu aku mulai berdoa. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi, tetapi aku merasa Tuhan bekerja. Ketika aku bilang amin, beberapa orang disana menangis dan menyebut Tuhan, Tuhan. Aku yakin Tuhan menjamahnya. Lalu aku melanjutkan ke angkutan umum berikutnya.

No comments:

Post a Comment