Kalau kamu ditampar pipi kanan, berikanlah pipi kirimu, tapi awas kalau sampai kena hidung! Perikop ini merupakan sebuah perumpamaan yang menarik dan hal ini selalu terjadi pada kita setiap hari. Entah ada teman yang nyebelin, tidak sengaja menjatuhkan hp mu, atau menginjak genangan air sehingga membasahi kaos putihmu, atau ketika ada permen karet yang terinjak oleh sepatu barumu.
Hal baik bisa terjadi kepada orang yang buruk sama seperti hal buruk bisa terjadi kepada orang baik. Kalau kamu mengalaminya, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan membalasnya? Atau kamu akan melakukan hal yang lebih buruk lagi? Atau kamu akan melakukan sesuatu yang kamu pikir bisa membuat mereka jera?
Kisah tampar menampar itu tidak akan menyinggung hidupmu, sampai tamparan pertama terjadi. Selama tamparan pertama (entah di kanan atau di kiri) belum terjadi, maka perikop itu belum berlaku bagi hidupmu. Ketika tamparan itu sudah terjadi, maka kamu mulai masuk dalam tahapan pencobaan tampar menampar. Perhatikan! Bukan aksimu yang akan dilihat oleh Tuhan, melainkan reaksimu.
Apa yang akan kamu lakukan sebagai reaksi dari tamparan pertama itulah yang akan Tuhan perhitungkan. Dia tidak terlalu memusingkan hal buruk apa yang baru saja menimpamu, tetapi Ia lebih peduli dengan bagaimana kamu bereaksi dengan hal negatif itu. Reaksi mu lebih menentukan daripada aksi sebelumnya.
Kalau kamu mengalami aksi hal yang baik, tentu saja kamu bisa memiliki reaksi yang baik. Tetapi tantangannya adalah bagaimana jika yang terjadi adalah tamparan, atau hal buruk yang sudah disebutkan di atas. Apakah reaksimu menjadi buruk atau malah mengubah hal buruk menjadi kebaikan?
Memberikan pipi yang sebelah lagi adalah gambaran dari reaksi positif atas aksi negatif. Hal ini bukan merupakan tantangan kalau pipi yang sebelah belum ditampar, tetapi menjadi tantangan yang sulit ketika aksi negatif sudah dilancarkan.
No comments:
Post a Comment