10.11.08

anakku jim

Waktu aku mengunjungi sekolah di Palo Alto, California, Polly Tyner, seorang pimpinan di sana, memiliki anak yang bernama Jim. Ia memiliki kesulitan di sekolah. Ia tergolong anak yang kurang pintar dan memerlukan kesabaran ekstra dari orang tua dan gurunya. Tetapi Jim adalah anak yang menyenangkan dengan senyumnya yang lebar. Orang tuanya menyadari kelemahannya dalam pelajaran, dan terus berusaha menolongnya untuk melihat kekuatannya supaya ia bisa bangga dengan hasilnya sendiri.

Suatu hari sepulang sekolah, Jim meninggal dalam sebuah kecelakaan sepeda motor. Setelah ia meninggal, ibunya menulis surat ini yang kemudian diterbitkan di surat kabar.

Hari ini, kami mengubur anak kami yang berusia 20 tahun. Dia meninggal seketika dalam kecelakaan sepeda motor pada Jumat malam. Kalau saja aku tahu malam itu adalah terakhir kalinya aku berbicara dengannya, aku hanya ingin mengatakan, “Jim aku sayang padamu dan sangat bangga padamu.”

Aku akan mengambil waktu untuk menghitung berkat yang ia berikan dalam hidup orang-orang yang mengasihinya. Akau akan mengambil waktu untuk menghargai senyum indahnya, suara tawanya dan kasihnya yang murni untuk orang lain.

Kalau kucoba menaruh semua hal baik yang kamu buat dan mengukurnya dengan kesulitan yang kamu buat seperti suara radio yang terlalu keras, potongan rambut yang tidak kami suka, kaus kaki di bawah tempat tidur dan lain-lain. Kesulitan yang kamu buat itu tidak ada artinya buat kami.

Aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengatakan kepada anakku apa saja yang kuingin dia tahu, tetapi saudara-saudara sesame orang tua, kalian masih punya. Katakan kepada anakmu apa yang kalian mau mereka dengar. Terakhir kali aku berbicara dengan Jim adalah di hari sebelum ia meninggal. Dia memanggilku, “Hai Bu, Aku menelepon hanya untuk bilang kalau aku sayang padamu. Aku harus pergi bekerja sekarang. Bye.” Ia memberikan sesuatu yang akan kuhargai selamanya.

Kini aku lebih menghargai segala sesuatu tentang hidup dan orang-orang di sekitarku, terutama keluarga. Ambil waktu untuk menghargai mereka dalam hidupmu. Mungkin kamu tidak memiliki waktu lain lagi. Lakukan hari ini!

Gunakan hari ini dengan sebaik-baiknya, seolah-olah seperti hari terakhirmu untuk memberkati orang lain.

No comments:

Post a Comment