17.11.08

ukuran hidup

Seseorang pernah menceritakan hal ini kepadaku dan aku tidak akan pernah melupakannya. Ia berkata, untuk setiap hal selalu memiliki ukuran. Emas diukur dengan karat. Berlian diukur dengan karat berlian. Air diukur dengan liter. Suhu diukur dengan derajat. Berat diukur dengan gram dan lain-lain. Pokoknya untuk segala sesuatu ada ukurannya.

Lalu ia melanjutkan, bagaimana cara mengukur manusia? Ha, manusia? Aku mulai berpikir, lalu terpikir beberapa jawaban yang mungkin bisa menjawab pertanyaan itu. Kilogram untuk berat badannya, sentimeter untuk tinggi badannya. Tetapi ternyata bukan itu maksud pertanyaannya. Ia menjelaskan pertanyaannya kembali. Apa yang digunakan sebagai ukuran untuk suatu hidup manusia. Bagaimana manusia itu dinilai. Dasar apa yang digunakan orang untuk mengukur kehidupan seorang manusia.

Aku mulai berpikir, namun tidak menemukan jawabannya. Lalu ia menjawab pertanyaannya sendiri. Manusia diukur berdasarkan kepunyaannya. “Maksudnya?” tanyaku penasaran.
Seseorang biasanya diukur berdasarkan apa yang ia punyai. Orang selalu bertanya, sudah punya pacar? Sudah punya handphone? Sudah punya mobil? Sudah punya rumah? Sudah lulus? Sudah punya pekerjaan? Sudah punya istri? Sudah punya anak? Sudah punya cucu?

Aku membenarkan kata-kata itu sambil berpikir kalau pertanyaan-pertanyaan itu akan segera aku hadapi juga. Pertanyaan yang melambangkan cara pikir manusia terhadap karakter hidup seseorang. Selalu dinilai dari hal-hal yang ia miliki. Bagaimana jika seseorang tidak memilikinya, apakah ia menjadi kurang berharga dibandingkan orang lain yang memilikinya? Jawabannya adalah ya, menurut cara pikir dunia.

Bersyukur kalau kita memiliki Allah yang memiliki cara pikir yang berbeda. Ia tidak pernah mengukur kita dari apa yang kita miliki atau tidak kita miliki. Tuhan lebih suka menilai apa yang sudah kita berikan. Apakah kita memberi hidup kita untuk orang lain? Apa kita memberi hidup kita untuk menyenangkan Tuhan? Tuhan menjadi teladan dengan memberikan diriNya sendiri untuk menyelamatkan kita. Karakter hidup kita bukan diukur dari apa yang kita punya, tapi diukur dengan apa yang kita beri.

No comments:

Post a Comment