Sebuah toko hewan peliharaan memasang papan iklan, “dijual anak anjing”. Tom masuk ke dalam toko dan bertanya “Berapa harga anak anjing yang dijual itu?” Pemilik toko itu menjawab, “Harganya berkisar antara 30 sampai 50 dollar.” Tom lalu merogoh saku celananya dan mengeluarkan beberapa keping uang, “Aku cuma punya 2,37 dollar, bisakah aku melihat-lihat anak anjing yang dijual itu?”
Pemilik toko itu tersenyum. Ia lalu bersiul memanggil anjing-anjingnya. Tak lama dari belakang munculah anjingnya yang bernama Lady yang diikuti oleh lima ekor anak anjing. Mereka berlari-larian di sepanjang lorong toko. Tetapi, ada satu anak anjing yang tampak berlari tertinggal paling belakang. Tom menunjuk pada anak anjing yang paling belakang dan tampak cacat itu. Tanyanya, “Kenapa dengan anak anjing itu?
Pemilik toko menjelaskan bahwa ketika dilahirkan anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akan cacat seumur hidupnya. Tom tampak gembira dan berkata, “Aku beli anak anjing yang cacat itu.” Pemilik toko itu menjawab, “Jangan, jangan beli anak anjing yang cacat itu. Tapi jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan anak anjing itu padamu, gratis.”
Tom jadi kecewa. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, “Aku tak mau kau memberikannya cuma-cuma padaku. Meski cacat anak anjing itu tetap sama berharganya dengan yang lain. Aku akan bayar penuh harga anak anjing itu. Saat ini aku cuma punya 2,35 dollar. Tetapi setiap hari aku akan mengangsur 0,5 dollar sampai lunas.”
Tetapi lelaki itu menolak, “Nak, kau jangan membeli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat. Dia tidak bisa melompat dan bermain sebagaimana anak anjing lainnya.” Tom terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dari balik celana itu tampaklah sepasang kaki yang cacat. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, “Tuan, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat. Aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main sebagaimana anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yang mau mengerti penderitaannya.”
Kini pemilik toko itu menggigit bibirnya. Air mata menetes dari sudut matanya. Ia tersenyum dan berkata, “Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik engkau.” Bahkan mereka yang cacat pun mempunyai nilai yang sama dengan mereka yang normal. Dan Tuhan yang kudus, mau datang ke dunia ini, dijadikan berdosa ganti kita, mati menebus dosa kita. Ia sangat mengerti penderitaan manusia, karena Ia pernah mengalami dan memenangkannya.
23.11.08
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment