15.12.08
akulah terang dunia
Apakah ini gunanya terang dunia? Ternyata tidak. Kebenaran yang sesungguhnya terletak pada keseluruhan konteks ayat itu. Yesus menyatakan diriNya adalah terang dunia, setelah Ia berkata kepada wanita yang tertangkap sedang berbuat zinah, “Hai perempuan, dimanakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, ”Tidak ada, Tuhan.” Lalu jawab Yesus, “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Baru kemudian Yesus berkata, “Akulah terang dunia..” (Yohanes 8:10–12)
Bersyukur sekali karena mengetahui ketika Yesus mengatakan Akulah terang dunia, itu bukan untuk menunjukkan dosa wanita itu karena Ia baru saja mengatakan Akupun tidak menghukum engkau.
Hal ini seharusnya membuat kita tidak perlu datang ke hadiratNya dengan perasaan takut dan cemas. Tuhan tidak menunggu di tahtaNya untuk menghukum setiap kesalahan dan kegagalan kita. Sehingga setiap minggu kita perlu mampir menghadapNya, menyenangkanNya dengan sedikit persembahan dan pujian, supaya kita tidak dihukum. Kalau itu konsep kita selama ini, buang itu jauh-jauh!
TerangNya bukan untuk mengekspos dosa dan mempermalukan kita, bahkan menuduh kita. Tidak, TerangNya yang kudus adalah untuk menunjukkan betapa sempurnanya pekerjaan darahNya menghapus setiap dosa kita. Itu sebabnya Yesus berkata kepada wanita itu bahwa Ia juga tidak menghukumnya, itu karena Yesus yang akan menanggung hukuman karena dosa wanita itu, sama seperti dosa-dosa kita di atas kayu salib.
Devoters, terangNya mengungkapkan kebenaran bahwa dosa kita sudah dihapuskan semua. Ia menyatakan betapa sempurnanya pekerjaan Yesus diatas salib. Dengan mengetahui kebenaran ini, kamu bisa masuk dengan keyakinan ke hadiratNya, mengetahui bahwa terangNya memberi kasih karunia dan pengharapan
13.12.08
namaku samuel
Waktu kecil, aku pernah mendengar suara Tuhan memanggil namaku. Aku pikir itu adalah suara Om Eli. Tetapi waktu aku tanya, dia bilang tidak memanggilku. Aku jadi bingung. Setelah itu aku diberitahu kalau itu adalah suara Tuhan dan aku harus menjawabnya, lalu aku melakukan seperti yang diajarkan Om Eli. Sejak saat itu aku selalu berkomunikasi dengan Tuhan.
Banyak hal yang terjadi selama aku dikenal sebagai nabi di Israel, tapi aku mau bercerita tentang sebuah kesalahanku. Ini terjadi setelah raja Saul ditolak sebagai raja. Tuhan menyuruhku untuk pergi ke Betlehem dan mengurapi anak Isai untuk menjadi raja. Aku sih menurut saja. Tetapi ketika sampai disana aku bertemu dengan Isai. Lalu aku menyuruhnya mengumpulkan anak-anaknya. Aku benar-benar merasa kalau Tuhan sudah menunjukkan orang yang tepat.
Anaknya yang pertama, Eliab, seorang pria yang gagah perkasa. Ototnya benar-benar bukti kalau dia adalah seorang yang terlatih. Tampangnya yang ganteng sangat cocok bila mengenakan mahkota raja. Aku pikir Tuhan benar-benar sudah memilih seorang yang sangat tepat untuk menggantikan Saul. Tapi Tuhan bilang bukan dia. Aku jadi bingung.
Lalu ketika anaknya yang kedua, Abinadab maju. Aku lalu berpikir, mungkin dia lebih baik daripada kakaknya. Tetapi aku salah lagi. Lalu majulah yang ketiga, keempat, kelima, keenam sampai ketujuh, ternyata tidak ada satupun yang dipilih oleh Tuhan. Aku jadi semakin bingung. Lebih bingung lagi ketika akhirnya muncul Daud, anak yang paling kecil dengan wajah kekanak-kanakan dan tubuh yang mungil. Aku pikir mana mungkin dia menjadi raja. Kriterianya jauh dari persyaratan. Tapi herannya dialah yang dipilih Tuhan.
Hari itu aku belajar sesuatu. Bukan apa yang dilihat manusia yang dilihat Allah, Allah lebih melihat hati daripada apa yang ada di depan mata. Aku masih mengingat peristiwa itu sampai sekarang dan tidak akan melupakannya.
12.12.08
an angel
Sang anak muda pun mengendarai mobilnya pulang. Di dalam mobil dia berdoa "Tuhan, kalau Engkau masih suka berbicara kepada kami, berbicaralah kepadaku, aku akan mendengar, aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk mentaatinya". Selama perjalanan pulang, dia mendadak mempunyai ide yang aneh untuk membeli satu galon susu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata "Tuhan, Engkaukah itu?".
Tetapi dia tidak mendengar jawaban apapun dan dia tetap berjalan pulang. Akan tetapi keinginan untuk membeli satu galon susu tersebut terus ada di kepalanya. Kemudian si anak muda ini berpikir mengenai Samuel yang tidak mengenali suara Tuhan dan bagaimana Samuel berlari ketakutan menghampiri Eli.
"Baik Tuhan, kalau ini Engkau, aku akan membeli susu tersebut", pikirnya ini bukan merupakan hal yang sulit untuk suatu tes ketaatan dan susu ini masih bisa dipakai untuk hal lain. Dia kemudian berhenti, membeli satu galon susu dan kembali menyetir menuju rumah. Pada saat melewati sebuah perempatan yang menuju ke Seventh Street, dia merasa bahwa dia harus berbelok ke jalan tersebut. "Tidak mungkin" pikirnya dan dia terus menyetir melewati perempatan tersebut. Akan tetapi, kembali pikiran itu ada di kepalanya dan dia merasa bahwa dia harus berputar arah untuk kembali ke Seventh Street. Akhirnya pada perempatan berikutnya, dia memutar mobilnya dan menuju Seventh Street.
Setengah bercanda dia berteriak "Baik Tuhan, aku taat". Dia berjalan beberapa saat sebelum dia merasa bahwa dia harus berhenti. Dia berhenti dan memperhatikan sekelilingnya. Dia berada di suatu daerah pertokoan yang agak lumayan, tidak kumuh tapi juga bukan daerah yang mahal. Sudah tidak ada kegiatan sama sekali dan semua rumah di sana sudah gelap yang sepertinya semua orang sudah berada di tempat tidur. Kembali dia merasakan sesuatu di dalam hatinya "Pergi dan berikan susu ini ke rumah yang ada di seberang jalan".
Si anak muda melihat ke rumah tersebut. Rumah tersebut sudah gelap dan tampaknya si pemilik rumah sedang pergi atau sudah tidur. Dia kembali duduk di mobilnya dan berkata "Tuhan, ini kelewatan, orang di dalam rumah tersebut sedang tidur dan kalau aku membangunkan mereka, mereka pasti marah dan aku akan terlihat seperti orang bodoh".
Akan tetapi kembali dia merasa bahwa dia harus memberikan susu ini. Akhirnya dia membuka pintu mobilnya "Baik Tuhan, apabila ini Engkau, aku akan pergi ke rumah itu dan memberikan susu ini kepada mereka. Apabila Engkau memang ingin melihat aku seperti orang bodoh, tidak apa-apa, aku ingin menjadi orang yang taat. Pasti hal ini akan ada manfaatnya, akan tetapi jika aku mengetuk pintu dan tidak ada jawaban, aku akan pergi dari sini".
Dia membuka pintu mobilnya dan menekan bel di depan pintu. Dia mendengar ada ribut-ribut di dalam rumah dan ada teriakan laki-laki "Siapa di situ? Apa maumu?". Kemudian pintu terbuka sebelum si anak muda tersebut dapat pergi menghindar. Lelaki tersebut berdiri dengan celana jeans dan kaos oblong, sepertinya dia baru bangun dari tempat tidur. Dia tampak tidak senang melihat orang asing di depan pintu rumahnya. Si anak muda memberikan susu tersebut, "Ini saya membawa susu".
Laki-laki tersebut segera mengambil susu tersebut dan sambil membawa susu tersebut ke dalam rumah dia berteriak dalam bahasa Spanyol. Kemudian seorang wanita menghampiri dan membawa susu tersebut ke dapur. Laki-laki tersebut mengikutinya sambil menggendong seorang bayi. Bayi tersebut sedang menangis. Air mata mengalir di muka lelaki tersebut. Lelaki tersebut berkata sambil setengah menangis "Kami baru saja berdoa. Kami banyak tagihan dan kami sudah tidak punya uang lagi bahkan tidak ada uang untuk membeli susu untuk bayi kami. Kami meminta Tuhan untuk menunjukkan bagaimana caranya kami dapat mendapatkan susu untuk bayi kami".
Istrinya kemudian berteriak "Kami meminta Tuhan untuk mengirimkan malaikat dengan membawa ........, hei apakah kamu seorang malaikat?"
Anak muda tersebut kemudian mengambil dompetnya dan memberikan semua uangnya ke tangan lelaki tersebut. Dia berbalik dan berjalan kembali ke mobilnya dan air matanya mengalir membasahi pipinya. Dia yakin sekarang kalau Tuhan masih menjawab doa.
Jangan mempertanyakan kesetiaan Tuhan, pertanyakanlah kesetiaan diri kita sendiri dalam mengikut Tuhan. Sudahkah kita setia mulai dari hal-hal kecil?
11.12.08
love letter
Kami masih berada di Betlehem – aku, Maria dan si kecil Yesus. Ada banyak hal yang tidak bisa kukatakan kepada ibu tentang musim panas lalu. Ibu mungkin tidak akan percaya padaku, tetapi mungkin aku bisa mengatakannya sekarang. Aku harap Ibu bisa mengerti.
Ibu, aku sangat mencintai Maria. Ibu dan Ayah dulu sering menggodaku dengannya ketika ia masih kecil. Ia dan kakaknya dulu sering bermain di jalan depan rumah kita. keluarga kita sering makan bersama. Tetapi hari terberat dalam hidupku datang hampir setahun yang lalu ketika aku berumur 20 tahun dan ia hanya 15 tahun. Ibu ingat kan?
Permasalahan dimulai ketika kami mulai bertunangan dan menandatangani persetujuan pernikahan di hari pertunangan kami. Pada saat yang sama tiba-tiba Maria pergi mengunjungi sepupunya Elizabeth di Yudea. Ia pergi selama 3 bulan. Setelah ia kembali, orang-orang mulai membicarakan tentangnya, bahwa ia hamil.
Hari itu hari yang menengangkan bagiku ketika pada akhirnya aku menemuinya dan bertanya mengenai gosip itu. “Maria,” tanyaku padanya, “Apakah benar bahwa kau sedang hamil?” Sepasang mata jernih berwarna coklat itu menatapku. Aku tak tahu harus berkata apa. “Siapa?” Tanyaku dengan kegugupan. Ibu, Maria dan aku tidak pernah berbuat hal-hal yang tidak baik – bahkan setelah kami bertunangan.
Maria menunduk. “Yusuf, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Kamu tidak akan bisa mengerti. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak pernah menyayangi siapapun kecuali kamu.” Ia bangun, dengan lembut ia memegang kedua tanganku, dan menciumnya seakan-akan saat itu adalah saat terakhir ia melakukannya dan kemudian ia pulang ke rumah. Ia pasti sangat terpukul. Begitupun dengan aku.
Awalnya aku begitu marah dan menumpahkan frustasiku pada pintu kayu yang sedang kubuat. Pikiranku berputar dengan cepat, aku hampir tidak berpikir sedikitpun pada pekerjaanku. Akhirnya, aku memutuskan untuk menyudahi kontrak pernikahan dengan perceraian diam-diam. Aku terlalu mencintainya untuk memberitahukan pada publik.
Aku tidak bisa berbicara dengan ibu, atau siapapun, untuk masalah ini. perkataannya terus terngiang-ngiang di pikiranku. “Aku tidak pernah menyayangi siapapun kecuali engkau... “Aku ingin sekali mempercayainya!” dan ketika aku tertidur, aku bermimpi Malaikat Tuhan datang padaku. PerkataanNya masuk ke dalam pikiranku dan aku bisa mengingatnya dengan jelas sekali.
“Yusuf, anak Daud,” suaraNya yang menggelegar, “Jangan takut menjadikan Maria sebagai istrimu, karena apa yang terjadi padanya berasal dari Roh Kudus.” Aku tidak bisa mempercayai telingaku, Ibu. Inilah jawaban! Malaikat itu meneruskan, “Ia akan melahirkan seorang bayi laki-laki, dan kamu akan menamai Ia Yesus, karena Ia yang akan menyelamatkan manusia dari dosa.” Malaikat itu menggenggam bahuku dengan tangannya yang besar. Untuk waktu yang lama ia menatapku dengan dalam. Ketika ia pergi, aku melihatnnya tersenyum.
Aku duduk terdiam. Memikirkan berbagai kata dalam benakku, kemudian aku bangun segera berpakaian diam-diam supaya aku tidak membangunkan Ibu. Aku pasti telah melewati bermil-mil di bawah bulan di langit gelap dan taburan bintang-bintang, semburan angin mengusap wajahku.
Aku bernyanyi bagi Tuhan, Ibu, andaikan ibu bisa membayangkan. Aku tidak dapat menahan kebahagiaanku. Aku katakan padaNya aku akan menikahi Maria dan mengasihinya, aku akan menjaganya dan bayinya, tidak peduli apa yang dikatakan orang.
Ketika aku pulang, hari telah pagi. Aku tidak tahu apakah Ibu masih mengingat pagi itu. “Ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, Ibu.” Aku mengajak Ibu duduk di atas batu besar. “Ibu,” kataku, “Aku akan membawa Maria pulang sebagai istriku. Bisakah Ibu membantu menyiapkan tempat untuknya?”
Ibu terdiam beberapa saat. “Kamu tahu benar apa yang mereka bicarakan anakku?” “Ya, ibu, Aku tahu.” Suaramu mulai meninggi. “Kalau ayahmu masih hidup, ia pasti akan menentangnya. Melakukan hal seperti itu sebelum kalian menikah, mempermalukan keluarga. Kau.. kau.. dan Maria harusnya malu!”
Ibu tidak akan mempercayaiku walau aku mencoba menjelaskan, maka aku tidak mencoba menjelaskan apa-apa. Jika saja malaikat yang mengatakannya padamu, Ibu akan menertawakan aku. “Ibu, ini hal yang harus dilakukan,” kataku.
Kemudian aku mulai berkata padamu seakan-akan aku adalah kepala keluarga. “Ketika ia datang, aku tidak mau ada satu katapun kepadanya mengenai hal ini,” Aku menegaskan. “Ia adalah menantumu, Ibu harus menghargainya. Ia akan membutuhkan bantuan ketika harus menahan perkataan-perkataan pedas dari tetangga!”
Maafkan aku. Ibu tidak seharusnya mengalami hal ini. “Ibu,” aku mulai merengek, “Aku membutuhkanmu.” Ibu mengambil tanganku menyentuh kakimu, tetapi api kemarahanmu telah padam. “Kau bisa mengandalkanku, Yusuf,” Ibu mengatakannya dengan pelukan yang hangat. Ibu sungguh-sungguh dengan ucapan itu. Tidak ada pengantin yang bisa mengharapkan ibu mertua yang lebih baik darimu.
Ibu, setelah aku meninggalkan rumah, aku pergi ke rumah Maria. Ibunya melihatku dengan sangat terkejut, dengan segera ibunya berteriak, “Ini Yusuf!” Si kecil Maria datang dengan menunduk, matanya kemerahan dan bengkak. Aku bisa membayangkan apa yang telah dikatakan oleh orang tuanya. Ia terlihat begitu muda dan takut. “Kemasi barang-barangmu, Maria,” kataku padanya dengan lembut. “Aku akan membawamu pulang untuk menjadi istriku.” “Yusuf!” ia memelukku dengan sekuat tenaganya. Ibu, aku tidak menyadari bahwa dia bagitu kuat.
Aku memberi tahunya rencanaku. “Kita akan pergi ke rumah Rabbi Ben-Ezer minggu ini dan meminta bantuannya untuk menyelenggarakan upacara perkawinan.” Aku tahu ini sangat tiba-tiba, Ibu, tetapi menurutku semakin cepat semakin baik. “Maria, walaupun teman-teman kita tidak menghadirinya, setidaknya kau dan aku menyatukan cinta di hadapan Tuhan. Menurutku ibuku akan hadir. Dan mungkin temanmu Rebeka akan datang jika ayahnya mengijinkan. Bagaimana dengan orang tuamu?” Aku bisa merasakan kelemahan Maria ketika ia mulai menangis.
“Maria, tidak peduli apa yang dikatakan orang tentangmu, aku bangga kamu akan menjadi istriku. Aku akan menjagamu dengan sangat baik. Aku telah berjanji pada Tuhan.” Ia menatapku. Aku merendahkan suaraku. “Aku bermimpi semalam, Maria. Aku bertemu dengan seorang malaikat. Aku tahu.” Ketakutan dan penderitaannya hilang dari wajahnya seketika itu.
Ketika kami akan meninggalkan rumah, ibu Maria berlari ke arah kami. “Tunggu,” katanya. Ia pasti sudah mendengar pembicaraan kami dari balik pintu. Air matanya mengalir di pipinya.
“Aku akan memanggil ayahmu,” katanya sambil penuh perasaan dan emosi. “Kita,” ia menangis. “Kita..,” ia berteriak ketika ia akan lari untuk memanggil suaminya. “Kita… akan mengadakan pernikahan!”
Itu yang terjadi, bu. Terima kasih untuk selalu ada buat kami. Aku akan mengirim surat lagi nanti.
Love,
Yusuf
10.12.08
Dia sudah tidak mengingatnya
Tetapi ia mendengar mengenai seorang wanita tua di jemaatnya yang kadangkala mendapatkan penglihatan. Di saat mendapat penglihatan tersebut, sang wanita seringkali saling berkata-kata dengan Tuhan.
Suatu hari sang pendeta berhasil mendapat cukup keberanian untuk mengunjungi wanita tersebut. Sang wanita mempersilahkannya masuk dan menyuguhkan secangkir teh. Pada akhir kunjungannya, si pendeta menaruh cangkirnya di atas meja dan memandang pada sang wanita.
"Benarkah kadang kala ibu mendapat penglihatan?" tanyanya.
"Ya", ia menjawab.
"Apakah juga benar, bahwa saat penglihatan tersebut, ibu seringkali berkata-kata dengan Tuhan?"
"Ya", jawabnya.
"Mmm... jika anda mendapatkan penglihatan lagi dan berkata-kata dengan Tuhan, maukah ibu tanyakan satu pertanyaan bagi saya?".
Sang wanita memandang sedikit heran pada si pendeta. Belum pernah ia mendapat permintaan seperti itu.
"Ya, dengan senang hati," jawabnya.
"Apa yang bapak ingin saya tanyakan?"
"Mmm.." sang pendeta memulai, "tolong tanyakan pada Tuhan, dosa apakah yang pernah dilakukan pendetanya ini di masa mudanya."
Sang wanita, benar-benar heran sekarang, segera saja setuju.
Beberapa minggupun berlalu, dan sang pendeta sekali lagi mengunjungi wanita itu. Setelah menikmati secangkir teh, dengan hati-hati dan malu-malu ia bertanya, "Sudahkah ibu mendapatkan penglihatan baru-baru ini?"
"Oh ya, saya mendapatkannya", jawab sang wanita.
"Apakah anda saling berkata-kata dengan Tuhan?"
"Ya."
"Apakah ibu bertanya kepada Tuhan dosa apakah yang pernah saya lakukan di masa muda saya?"
"Ya," sang wanita menjawab, "saya menanyakannya."
Sang pendeta, gelisah dan takut, ragu-ragu sejenak dan kemudian bertanya, "Lalu, apa yang Tuhan katakan?"
Sang wanita mengangkat wajahnya dan memandang si pendeta dan kemudian menjawab dnegan lembut, "Tuhan mengatakan Ia tidak dapat lagi mengingatnya."
9.12.08
sekarang aku tahu
"Aku benar-benar minta maaf kalau membuatmu sedih," katanya pada istrinya yang rajin ke gereja, "tapi aku tidak dapat mengerti kenapa Tuhan mau jadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal."
Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Dave menolak untuk ikut, "aku tidak mau munafik," jawabnya. "Aku lebih baik tinggal di rumah dan akan menunggumu sampai pulang."
Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Dave melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Ketika ia melihat ke arah pohon di depan rumahnya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka terjebak dalam badai salju, dan hampir mati kedinginan.
"Aku tidak bisa membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini, kasihan," pikir Dave. "Tapi bagaimana aku bisa menolong mereka?" Lali ia berusaha membuka jendela rumahnya dan memancing burung itu dengan remah-remah roti. Makanan pasti bisa menuntun mereka masuk, pikirnya.
Tapi Dave sungguh terkejut. Burung-burung itu tidak menghiraukan remah-remah itu dan terus melompat-lompat kedinginan di atas salju. Dave berteriak, bersiul dan mencoba menggiring mereka masuk, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi rumahnya yang hangat.
"Mereka menganggapku sebagai makhluk aneh yang menakutkan," kata Dave pada dirinya sendiri, "dan aku tidak bisa memikirkan cara lain untuk memberitahu kalau mereka bisa mempercayaiku. Kalau saja aku bisa jadi seekor burung selama beberapa menit saja, mungkin aku bisa membawa mereka pada tempat yang aman." Saat itu juga, lonceng gereja berbunyi. Dave berdiri tertegun selama beberapa detik, kemudian ia terjatuh pada lututnya. Dengan terisak ia berkata, "Sekarang aku tahu, sekarang aku tahu kenapa Kau mau jadi manusia."
8.12.08
rudolph
Ketika jarinya membelai rambut Barbara, ia berdoa supaya bisa menjawab pertanyaan putrinya. Di apartemennya yang lusuh, ia merangkul putrinya dan membacakan sebuah cerita, “Alkisah ada seekor rusa bernama Rudolph, satu-satunya rusa di dunia yang memiliki hidung besar berwarna merah. Rudolph sangat malu dengan hidungnya yang unik. Rusa yang lain sering menertawakannya; keluarganya pun malu. Di malam Natal, Santa Claus bersama tim rusanya bersiap untuk perjalanan setahun sekali keliling dunia. Seluruh komunitas rusa berkumpul untuk menyemangati pahlawan besar mereka sebelum berangkat. Tapi malam itu kabut tebal menyelimuti bumi dan Santa tahu bahwa ia tidak mungkin bisa melihat cerobong asap karena kabut yang tebal itu. Tiba-tiba Rudolph muncul, hidungnya yang merah bersinar lebih terang dari sebelumnya. Santa pikir Rudolph bisa menolongnya. Ia mengikatkan tali pelana pada Rudolph di barisan rusa paling depan. Mereka berangkat! Rudolph memimpin Santa ke setiap cerobong dengan selamat malam itu. Hujan, salju, kabut, tidak ada yang menghalanginya karena hidungnya yang bersinar itu. Dan akhirnya Rudolph menjadi rusa yang paling terkenal dan yang paling disayangi. Hidungnya yang pada awalnya membuat dirinya malu sekarang menjadi hal yang paling diingini di antara semua rusa. Santa Claus memberitahu semua orang bahwa Rudolphlah yang menjadi penolong pada malam itu, dan sejak Natal itu, Rudolph hidup dengan tenang dan gembira.”
Setelah hari itu, Bob membuat cerita itu menjadi sebuah puisi “Malam Sebelum Natal” dan membuatnya dalam bentuk buku dengan gambar sebagai ilustrasi sebagai hadiah khusus untuk Barbara. Bob berusaha keras membuat buku itu sebaik mungkin. Ia ingin putrinya mendapatkan hadiah yang layak, karena ia sudah tidak mampu lagi membeli kado yang lain.
Sebuah tragedi terjadi ketika Evelyn May meninggal dunia. Harapan Bob hancur, satu-satunya kekuatannya hanya Barbara. Dalam dukanya ia tetap meneruskan cerita “Rudolph” dengan tangisan di matanya.
Singkat cerita, tak lama setelah Barbara menangis kegirangan karena hadiah yang dibuat oleh Bob dengan tangannya sendiri pada Natal pagi, Bob diminta untuk datang ke pesta liburan karyawan di Montgomery Wards. Sebenarnya Bob tidak mau datang, tetapi akhirnya ia datang juga sambil membawa puisinya dan membacanya di tengah-tengah keramaian. Awalnya yang terdengar hanyalah suara canda tawa tapi kemudian suasana menjadi hening, pada akhirnya ruangan dipenuhi dengan tepuk tangan. Itu terjadi pada tahun 1938.
Natal 1947, sebanyak 6 juta kopi buku itu telah terjual, membuat Rudolph menjadi salah satu buku terlaris di dunia. Permintaan akan produk sponsor meningkat drastis dan banyak para pengajar dan sejarahwan memperkirakan Rudolph akan mendapatkan tempat permanen di tradisi Natal.
6.12.08
100$
Pimpinan kami mulai menceritakan apa yang dilihatnya ketika ia dan beberapa pekerja sosial mengunjungi keluarga ini minggu lalu. Ibunya bekerja di dua tempat untuk menghidupi ketiga anaknya. Ia menceritakan bagaimana ibu ini sudah berusaha untuk menabung sepanjang tahun untuk membeli hadiah Natal, tetapi habis begitu saja. Semua uangnya terpakai untuk membeli makanan. Ia juga tidak ingat kapan terakhir kalinya ia membeli pakaian untuk anak-anaknya.
Ketika pimpinan itu melanjutkan kisahnya, pikiranku mulai mengingat semua Natal yang pernah kulewati sebagai anak-anak. Sepertinya aku masih bisa mencium aroma dari dapur ibuku. Ada sebuah pohon Natal besar dengan hadiah di bawahnya. Tampak bagaimana ekspresi tiap orang yang membuka hadiah Natal. Aku tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya Natal tanpa makanan, keluarga, pohon Natal dan hadiah, seperti yang sedang diceritakan itu.
Pimpinan itu bilang kalau kita akan memberikan persembahan dan semuanya akan digunakan untuk membuat sebuah Natal terbaik untuk mereka. Ketika nampan diedarkan, aku melihat dompetku dan hanya menemukan satu dolar di sana. Aku ingin memberi lebih tetapi aku tidak membawa uang. Aku melewatkan nampan itu tanpa memberi apa-apa. Tiba-tiba aku teringat kalau aku sering membuat lipatan uang kertas untuk jaga-jaga dan diselipkan di bagian foto di dompet.
Aku membukanya dan menemukan lipatan uang itu. Selembar uang seratus dolar. Aku berpikir sesaat lalu menyadari kalau mereka lebih membutuhkannya daripadaku. Ketika aku menaruhnya di nampan, Pimpinan itu tampak terkejut dan bertanya apakah aku yakin tidak mau mengambil kembalian? Aku bilang kalau mereka pasti lebih membutuhkannya daripadaku.
Hari Minggu itu berlalu dan aku sudah lupa dengan apa yang terjadi pagi itu. Siangnya ketika aku dan keluargaku makan siang di sebuah restoran. Iparku sudah terlebih dulu ada disana dan sudah selesai makan siang. Ketika mereka akan pergi, mereka mampir ke meja kami untuk ngobrol sebentar.
Kemudian ibu mertuaku berbalik dan mengulurkan sesuatu di tangannya kepadaku, “kemarin kami menjual barang-barang bekas di rumah dan rasanya ada beberapa barang kepunyaanmu yang laku terjual.” Ternyata ia memberikan uangnya ke tanganku. Ketika aku melihatnya, rasanya seperti tidak percaya. Seratus dolar. Untung tadi pagi aku sempat memberi, sehingga berkat itu bisa mengalir terus.
5.12.08
mark and bill
Nama anak laki-laki itu adalah Bill, ia sangat menyukai video game, baseball dan pelajaran sejarah, dan saat itu ia sedang mengalami banyak sekali masalah dengan mata pelajaran yang lain, juga ia baru saja putus dengan pacarnya.
Akhirnya mereka sampai di rumah Bill. Bill mengundang Mark untuk masuk ke rumahnya untuk minum dan menonton tv. Siang itu berlalu dengan suasanya senang, tawa dan obrolan ringan, kemudian Mark pulang ke rumahnya. Mereka kemudian menjadi lebih sering bertemu di sekolah, mereka menjadi teman yang akrab. Pergi makan siang bersama dan mereka lulus dari SMP bersama-sama. Mereka meneruskan ke SMU yang sama. Akhirnya penantian mereka akan berakhir, tiga minggu sebelum hari kelulusan, Bill mengajak Mark untuk mengobrol.
Bill mengingatkannya pada suatu hari, beberapa tahun yang lalu ketika mereka bertemu untuk yang pertama kali. “Apakah kamu pernah ingin tahu mengapa aku membawa banyak sekali barang hari itu?” Tanya Bill. “Hari itu aku membereskan lokerku karena aku tidak ingin meninggalkan kotoran untuk orang lain. Aku sudah menyimpan obat tidur milik ibuku dan saat itu aku berencana akan bunuh diri. Tapi setelah kita menghabiskan waktu bersama, ngobrol dan tertawa, aku sadar bahwa kalau saja saat itu aku bunuh diri, aku akan kehilangan saat-saat seperti itu dan banyak waktu lainnya. Jadi Mark, ketika kamu membantuku mengangkat buku-bukuku hari itu, kamu melakukan lebih banyak daripada sekedar membantuku. Kamu telah menyelamatkan hidupku.”
Selalu ada alasan dibalik sebuah kejadian. Sesuatu yang tidak terduga dan Tuhan turut bekerja di dalamnya untuk kebaikan kita.
4.12.08
natal yang indah
Aku berada di deretan boneka. Di pojok aku melihat seorang anak laki-laki berusia sekitar lima tahun, memegang sebuah boneka yang cantik. Ia terus mengelus rambutnya dan ia memegangnya dengan sangat lembut. Aku terus melihatnya dan mengira-ngira untuk siapa boneka itu. Aku melihatnya pergi ke arah seorang wanita dan berkata, “Apakah tante yakin kalau uangku kurang?” Wanita itu menjawab dengan sedikit tidak sabar, “Kau tahu kalau uangmu tidak cukup untuk itu.”
Setelah itu aku bertanya pada anak itu, untuk siapakah boneka itu. Ia menjawab, “Ini boneka yang diidamkan adikku saat Natal. Ia tahu kalau Santa akan membawakannya.” Aku berkata padanya, mungkin Santa akan datang untuk membawakannya. Ia menjawab “Tidak, Santa tidak bisa pergi ke tempat di mana adikku berada. Aku harus memberikan boneka ini kepada mamaku untuk diberikan kepadanya.”
Aku bertanya padanya dimanakah adiknya berada. Ia menatapku dengan tatapan memelas dan berkata “Ia telah pergi untuk bersama Yesus. Papaku bilang kalau mama akan pergi menyusulnya.” Jantungku hampir berhenti. Kemudian anak itu kembali menatapku dan berkata, “Aku bilang pada papa untuk memberitahu mama supaya jangan pergi dulu. Aku menyuruhnya menunggu sampai aku kembali dari toko. Aku juga mau memberinya fotoku, supaya ia tidak lupa padaku.”
Ketika anak itu menundukkan kepalanya, aku mengambil setumpuk nota dan bertanya padanya, “Maukah kau menghitung uangmu sekali lagi bersamaku?” Dengan semangat ia menjawab, “Ya, aku tahu uangnya pasti cukup.” Diam-diam aku menyelipkan uangku ke dalamnya dan mulai menghitungnya. Dan tentu saja lebih dari cukup untuk boneka itu. Dengan lembut ia berkata, “Terima kasih Tuhan telah memberiku uang yang cukup. Aku sudah berdoa supaya diberi cukup uang untuk membeli boneka ini dan Ia mendengar doaku. Tadinya aku mau berdoa supaya Tuhan memberiku uang yang cukup untuk membeli mawar putih juga untuk mamaku, tapi aku tidak memintaNya. Tetapi Ia tetap memberi uang yang cukup untuk membeli boneka dan mawar putih untuk mamaku. Ia sangat menyukai mawar putih.”
Dalam beberapa menit tantenya kembali dan akupun pergi. Aku tidak bisa berhenti memikirkan anak itu. Ketika aku selesai berbelanja, rasanya berbeda sekali dengan ketika aku datang. Dan aku terus mengingat sebuah kejadian yang aku baca di koran beberapa hari sebelumnya tentang seorang supir mabuk yang menabrak seorang anak perempuan hingga meninggal dan ibunya sedang dalam kondisi parah.
Dua hari kemudian aku membaca di koran bahwa wanita muda itu telah meninggal. Aku tidak bisa melupakan anak itu dan terus memikirkan dua kejadian yang saling berhubungan itu. Hari itu, aku pergi membeli bunga mawar putih dan pergi ke rumah duka di mana wanita tersebut disemayamkan, di sana ia sedang memegang setangkai mawar putih, boneka yang cantik, dan sebuah gambar dari anak laki-laki yang kutemui di toko itu. Masihkah aku bisa bersungut-sungut dengan keadaanku?
3.12.08
banjo barney
Rupanya Amanda telah bersikap baik sepanjang tahun dan ia sangat menginginkan Banjo Barney untuk hadiah natalnya. Karen, ibunya telah menelepon semua toko di kawasan mereka, tetapi tidak berhasil mendapatkannya. Ia juga telah mengunjungi belasan situs internet yang kira-kira menjual Banjo ajaib itu, tetapi tetap juga tidak berhasil. Karen lalu meminta semua temannya untuk membantunya mencari.
Sebuah selebaran dari toko serba ada lokal mengiklankan barang itu, jadi kami melewatkan Pendalaman Alkitab pada hari Minggu dan menuju ke toko itu. Kami mengantri lama sekali di sana.
Setelah masuk toko itu, aku mencari-cari di bagian mainan. Tetapi walaupun Banjo Barney diiklankan di selebaran itu, aku tidak bisa menemukannya. Tiba-tiba ada seorang pegawai yang berjalan membawa sebuah Banjo Barney dan langsung memberikannya padaku tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku mengucapkan terima kasih tetapi ia tetap diam saja. Aku terkejut melihat nama yang tertera di dadanya tertulis “Karen.”
Aku dan Susan, tunanganku lalu hendak membayarnya di kasir dan semua pegawai memandangi kami dengan takjub dan tidak percaya, bertanya di mana kami mendapatkan Banjo Barney itu. Mereka bilang sudah beberapa hari barang itu habis terjual di toko mereka. Lalu segalanya berubah menjadi misterius. Bukan hanya karena pegawai toko itu bilang kalau barang itu sudah habis, tetapi ketika kusebut nama Karen, pegawai di belakang yang memberiku Banjo itu, tidak seorangpun yang mengenalnya.
Lebih lagi, ketika tunanganku, Susan yang tidak pernah melihat Karen, pegawai toko itu, bilang kalau ia melihat sebuah cahaya melewatinya ketika ia berjalan di setiap lorong toko untuk mencari Banjo itu.Dengan semangat kami menelpon Karen, teman kami dan menceritakan kalau Amanda akan mendapatkan Banjo Barney sebagai hadiah Natal. Karen begitu senang.
Sepertinya kami bisa merasakan senyumnya melalui telpon itu. Dia mulai menangis ketika kami menceritakan kisah tentang pegawai toko yang bernama Karen juga. Kami semua berpikir, mungkin itu seorang malaikat di hari Natal. Alami keajaibanNya hari ini!
2.12.08
misha
Pada tahun 1994, dua orang warga Amerika memenuhi undangan Departemen Pendidikan Rusia untuk mengajar moral dan etika berdasarkan prinsip Alkitab di panti asuhan. Bulan Desember, waktunya mereka mendengarkan kisah tradisioanal mengenai Natal. Kami menceritakan tentang Maria dan Yusuf tiba di Betlehem. Tidak mendapat tempat di penginapan, mereka pergi ke sebuah kandang, di mana bayi Yesus lahir dan diletakkan di palungan. Mendengar cerita itu, anak-anak begitu kagum. Setelah selesai kami bercerita, kami memberi anak-anak itu kertas lipat untuk membuat palungan.
Sambil mengikuti instruksi, anak-anak memotong kertas dan dengan hati-hati membentuk sebuah palungan. Anak-anak itu sibuk berkarya selagi aku berjalan melewati mereka satu per satu. Semua berjalan dengan baik sampai aku mendekati sebuah meja di mana Misha sedang duduk. Ia berusia kira-kira 6 tahun dan telah menyelesaikan prakaryanya.
Ketika aku melihat palungan yang dibuatnya, aku kaget melihat ada dua bayi di dalam palungan itu. Aku segera memanggil penerjemah untuk menanyakan mengapa bisa ada dua bayi di dalam palungannya. Sambil melihat palungannya anak itu mulai mengulang cerita dengan serius. Untuk anak kecil seusianya, yang baru hanya sekali mendengarkan cerita ini, ia menghubungkan kejadian dengan begitu teliti sampai pada kisah di mana Maria meletakkan bayi Yesus di palungan.
Kemudian Misha melanjutkan kisahnya sampai akhir di ceritanya ia berkata, “Dan ketika Maria menidurkan bayinya di palungan, Yesus melihat ke arahku dan bertanya apakah aku punya tempat tinggal. Aku bilang padaNya aku tidak punya mama dan papa, jadi aku tidak punya tempat tinggal. Kemudian Yesus mengatakan padaku bahwa aku bisa tinggal bersamaNya.
Tetapi aku tidak bisa, karena aku tidak punya kado apapun yang bisa kuberikan seperti yang orang lain. Tapi aku ingin sekali tinggal bersama Yesus, maka aku berpikir apa yang bisa kulakukan untuk memberinya hadiah. Aku pikir bisa membuatNya merasa hangat dengan tubuhku, mungkin itu bisa menjadi kado yang baik. Maka aku bertanya pada Yesus, “Kalau aku bisa membuat tubuhMu hangat, apakah itu bisa menjadi hadiah yang cukup baik?” Dan Yesus menjawab, “Kalau kau bisa membuatku merasa hangat, itu akan menjadi hadiah terbaik yang pernah diberikan kepadaku. Jadi aku masuk ke dalam palungan itu, dan kemudian Yesus melihat ke arahku dan mengatakan padaku bahwa aku bisa tinggal bersamaNya untuk selamanya.”
Ketika Misha menyelesaikan ceritanya, ia menangis. Kedua tangannya menutupi wajahnya, ia menunduk dan tidak berhenti menangis. Anak yatim piatu ini telah menemukan seseorang yang tidak akan pernah menyiksa atau meninggalkannya, seseorang yang akan tinggal bersamanya untuk selamanya. Aku telah belajar bahwa yang terpenting adalah bukan apa yang kau miliki dalam hidupmu, tetapi siapa yang kau miliki.
1.12.08
pengalamanku
Setelah menemukan celah yang cukup nyaman, aku mulai menyanyikan lagu kesukaanku, “Yesus ajaib, Tuhanku ajaib..” Aku menyanyikannya dengan berani dan tidak malu-malu. Baru beberapa kali kuulang, tiba-tiba seorang bapak memarahiku. Beberapa penumpang lain juga memandangku dengan pandangan sinis. Mungkin karena lagu yang kunyanyikan itu jarang mereka dengar. Jadi aku terus menyanyikannya dengan semangat.
“Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi. Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu !” Tapi aku tidak menanggapi kemarahan mereka. Aku terus saja menyanyikannya.Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol, di pintu tol menuju Serpong hampir semua penumpang turun dari bis. Aku pun segera turun sambil membawa hasilnya. Tiba-tiba ada yang mendorongku sampai jatuh. Aku langsung berdiri lagi, tetapi aku didorong lagi sampai terpelanting. Ternyata lebih dari satu orang yang mengerumuniku. Mungkin itu bapak yang tadi membentakku, aku tidak tahu.
Kini semua orang membentakku, “sudah dibilang jangan nyanyi, masih nyanyi terus. Kamu mau saya pukul?” Cuma itu yang kudengar jelas, yang lain ikut berteriak-teriak sehingga aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Aku terdiam, takut, tapi aku berdoa, “Tuhan, tolong aku.”
Tiba-tiba aku tidak tahu, ada keberanian dari mana, aku bisa berbicara dengan lantang, “Bapak-bapak, Ibu-ibu jika mau pukul saya, pukul saja.Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu itu."Tiba-tiba semua orang terdiam sepertinya mulut mereka terkunci. Lalu aku bilang lagi, “Sudahlah tidak perlu marah-marah lagi. Sini.. saya doakan saja Bapak, Ibu."
Lalu aku mulai berdoa. Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi, tetapi aku merasa Tuhan bekerja. Ketika aku bilang amin, beberapa orang disana menangis dan menyebut Tuhan, Tuhan. Aku yakin Tuhan menjamahnya. Lalu aku melanjutkan ke angkutan umum berikutnya.
30.11.08
bunglon
Ketika bunglon berada diatas batu hitam, maka kulitnya akan berwarna kehitam-hitaman. Jika ia melompat ke tanah yang berwarna coklat, maka kulitnya akan mengikuti warna tanah itu. Begitu juga jika ia berada di atas ranting dan dedaunan, akan sulit membedakan hijaunya warna kulit bunglon dengan daun yang ada di sekitarnya. Bunglon selalu berubah warna sesuai tempat yang ia pijak.
Waktu itu aku berpikir, asik juga jika memiliki kemampuan seperti bunglon. Bisa berubah-ubah seperti yang dia mau. Lucunya, ketika beranjak dewasa, hal itu benar-benar terjadi, dan aku mengubah pendirianku. Aku tidak mau menjadi “bunglon.”
Bunglon adalah istilah untuk orang yang bisa bermuka dua. Ketika diperlukan, maka ia memakai topeng, untuk menutupi wajah aslinya. Untuk setiap komunitas ia memiliki topeng masing-masing. Untuk setiap situasi ada kepribadian berbeda yang bisa ditonjolkan. Ia bisa baik di depan seseorang dan berubah menjadi musuh dalam selimut ketika berada di belakangnya.
Siapa pun bisa memiliki karakter bunglon ini. Entah itu mahasiswa, ibu rumah tangga ataupun seorang pelayan Tuhan. Ia bisa berubah menjadi pribadi yang sama sekali berbeda ketika hal itu diperlukan. Ia bisa saja membohongi orang-orang yang ada di sekitarnya, namun ia tidak bisa membohongi Tuhan. Dan tentu saja, sepandai-pandainya ia berbohong, akan tiba saatnya kebohongan itu terbongkar.
Tuhan melihat kita secara transparan. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dariNya. Jika seorang manusia bisa begitu hancur hatinya ketika mengetahui temannya selama ini berlaku seperti bunglon, bagaimana hancurnya hati Tuhan yang terus menerus mengetahui hidup kita luar dan dalam. Berhenti menjadi pribadi dengan karakter bunglon. Jadilah dirimu apa adanya. Tetap sama dalam segala situasi. Tetap memiliki karakter Kristus, apapun keadaannya.
29.11.08
antivirus
Mereka menawarkan anti virus buat virus-virus komputer yang sudah mereka deteksi lebih dulu, atau bahkan, mereka bikin sendiri. Membuat satu-satunya obat, untuk penyakit yang mereka buat sendiri. Sebuah ide yang luar biasa cemerlang. Pasti menghasilkan banyak uang dan juga popularitas di kalangan pengguna komputer.
Pernah nggak sih terpikir oleh kita kalau Tuhan bisa jadi juga memakai cara yang sama? Tuhan menciptakan masalah atau istilah rohaninya mengijinkan masalah untuk terjadi dalam kehidupan kita, dan masalah itu hanya mampu diselesaikan oleh Tuhan sendiri. Supaya Dia tetap disembah dan tidak ditinggalkan oleh manusia, karena ketergantungan yang diciptakanNya.
Tapi bedanya dengan perusahaan anti virus dan kenyataannya adalah Tuhan tidak perlu popularitas. Dia sudah sangat populer. Tuhan tidak perlu disembah sebagai bukti kalau Dia itu Allah. Karena tanpa penyembahan kitapun Dia itu tetap Allah. Dia tidak terusik dan tetap aman dengan keberadaanNya sebagai Allah.
Terus kenapa Allah mengijinkan masalah terjadi dalam kehidupan kita? Apa untungnya buat Dia?
Hal itu terjadi bukan buat keuntungan Allah, tapi buat keuntungan manusia itu sendiri. Manusia berdosa, tidak sempurna dan sudah terkontaminasi dengan paradigma dunia ini. Jadi kita perlu diubahkan supaya mulia dan tidak bercacat seperti impian Allah tentang kita. Setiap hal yang terjadi dalam hidup kita itu diijinkan Allah terjadi, karena cintaNya pada kita.
Masalah membuat kita dimurnikan menjadi semakin serupa dengan gambaranNya. Masalah membuat kita menjadi dewasa, menjadi bejana yang tahan uji, menjadi unggul setelah berbagai tingkatan yang kita lalui.
28.11.08
favor
Pernahkah kamu berpikir kalau Tuhan juga menyiapkan kasih karunia dan perkenananNya atau favor buat kita sama seperti keselamatan. Sebelumnya mungkin kita berpikir kalau favor hanya diberikan kepada beberapa orang yang Tuhan kehendaki saja. Seperti yang terjadi kepada Maria, ibu Yesus. Ia menerima favor untuk mengandung Yesus. Juga Daud yang menerima favor Tuhan, walaupun ia telah berbuat dosa.
Jika favor hanya diberikan kepada orang-orang tertentu, maka Tuhan adalah makhluk yang tebang pilih. Ia akan pilih kasih kepada orang-orang tertentu dan tidak menghiraukan umat yang lainnya.
Dulu pun aku berpikir demikian. Hanya orang-orang tertentu yang dipilih Tuhan untuk diurapi. Mereka dipakai Tuhan luar biasa dalam pelayanan. Kuasa Tuhan dinyatakan dengan dahsyat melalui hidup mereka. Tidak semua orang bisa seperti mereka, karena mereka khusus di mata Allah. Mereka mendapatkan favor dari Tuhan. Mungkin kamu pun berpikir hal yang sama.
Waktunya telah tiba untuk mengerti kebenaran yang luar biasa. Favor itu sebenarnya telah diberikan sama seperti keselamatan. Kita tinggal menerimanya sama seperti menerima keselamatan. Tuhan tidak pilih kasih. Dia Allah yang maha adil. Jika kita mau menerimanya, bahkan mengambilnya dengan iman yang sama seperti ketika kita menerima keselamatan, hidup kita tidak akan sama lagi. Pelayananmu tidak akan pernah sama lagi, kamu akan dipakai Tuhan secara dahsyat. Dan janji itu bisa kamu terima sekarang juga! The time has come..
26.11.08
anakku mau dibelah
Ternyata benar. Anakku sedang disusuinya. Tapi dia bilang itu anaknya. Wah, mau cari ribut ya? Itu anakku. Tapi yang terjadi malah kami bertengkar hebat. Lalu perkara ini dibawa ke pengadilan, namun mereka tidak bisa memutuskan, akhirnya persoalan kami dibawa kepada raja.
Tadinya aku berpikir pasti raja akan memenangkan perkaraku, karena ia terkenal sebagai orang yang bijaksana. Tapi keputusannya sungguh membuatku terkejut. Dia mau membelah anakku supaya adil. Gila. Raja sudah tidak waras. Apa dia tidak berpikir dulu sebelum mengambil keputusan? Bagaimana mungkin ia dianggap sebagai seorang yang bijaksana dengan keputusan semacam itu.
Tentu saja temanku setuju dengan keputusan raja. Ia langsung mengiyakan usulan untuk membelah anak itu. Toh itu bukan anaknya. Pikiranku kalut. Aku jadi semakin bingung. Tapi akhirnya aku mengalah. Anakku lebih penting. Ia lebih baik hidup. Aku mau merelakan apapun demi dia. Aku mau melakukan apapun untuknya. Asalkan anakku tetap hidup.
Iblis tidak merasa memilikimu, jadi dia akan mempersilahkan apapun terjadi atas hidupmu, sekalipun itu maut. Tetapi Tuhan yang memiliki kita akan bersikap berbeda. Ia mampu melakukan lebih daripada ibu tadi. Kasih karuniaNya membuatNya rela melakukan apapun asal kita tetap hidup. Belas kasihanNya sedemikian besar sehingga Ia rela datang ke dunia untuk mati buat kita. Ia menukar nyawaNya supaya kita tetap hidup.
Yesus lebih rela mati supaya kita hidup, Ia menerima semua hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada kita. Darahnya menjadi ganti darah kita. Bilurnya menjadi ganti hukuman kita. Anak itu bisa tetap hidup, karena belas kasih ibunya. Kita bisa tetap hidup, hanya karena kasih karuniaNya. Hari ini hidupi kasih karuniaNya.
23.11.08
simson dan yudas
Masing-masing dari kita diciptakan Tuhan dengan maksud dan tujuan yang mulia, dengan rencana yang luar biasa, tetapi kita semua juga diberikan Tuhan “free will”, yaitu kebebasan untuk memilih kehidupan kita. Tuhan bisa mengarahkan, membimbing, menasehati lewat Roh Kudus, Firman Tuhan, rekan sepelayanan, orangtua atau apapun untuk mengingatkan kita akan hal-hal yang menyimpang dari tujuan dan kehendak Allah. Tetapi Tuhan memberikan kepada kita kebebasan untuk mengikutinya atau tidak.
Itulah yang terjadi pada Simson dan Yudas Iskariot, mereka salah menggunakan “free will” mereka. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kita, apabila kita tidak dengan bijaksana dan takut akan Tuhan menggunakan kehendak bebas kita. Tentu saja kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan instant, karena orang dunia juga tahu mana yang baik untuk kehidupan mereka, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan, tetapi mereka tidak mengerti mana yang baik dan benar, karena mereka tidak tahu kebenaran itu.
Buat kita yang sudah kenal Tuhan, kita seharusnya tahu kebenaran itu. Tetapi seringkali kita tetap saja jatuh ke dalam pencobaan karena kita tidak membiasakan diri, melatih diri kita untuk menyalibkan kedagingan kita. Mungkin kita tahu kebenaran, tetapi hanya sebagian saja. Sehingga kita cuma tahu, kita punya free will, kalau kita sampai berbuat dosa asalkan kita bertobat dan minta ampun Tuhan pasti mengampuni orang yang berdosa. Tetapi ingat bahwa Tuhan mengasihi orang yang berdosa tetapi Tuhan membenci dosa.
anak anjing cacat
Pemilik toko itu tersenyum. Ia lalu bersiul memanggil anjing-anjingnya. Tak lama dari belakang munculah anjingnya yang bernama Lady yang diikuti oleh lima ekor anak anjing. Mereka berlari-larian di sepanjang lorong toko. Tetapi, ada satu anak anjing yang tampak berlari tertinggal paling belakang. Tom menunjuk pada anak anjing yang paling belakang dan tampak cacat itu. Tanyanya, “Kenapa dengan anak anjing itu?
Pemilik toko menjelaskan bahwa ketika dilahirkan anak anjing itu mempunyai kelainan di pinggulnya, dan akan cacat seumur hidupnya. Tom tampak gembira dan berkata, “Aku beli anak anjing yang cacat itu.” Pemilik toko itu menjawab, “Jangan, jangan beli anak anjing yang cacat itu. Tapi jika kau ingin memilikinya, aku akan berikan anak anjing itu padamu, gratis.”
Tom jadi kecewa. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, “Aku tak mau kau memberikannya cuma-cuma padaku. Meski cacat anak anjing itu tetap sama berharganya dengan yang lain. Aku akan bayar penuh harga anak anjing itu. Saat ini aku cuma punya 2,35 dollar. Tetapi setiap hari aku akan mengangsur 0,5 dollar sampai lunas.”
Tetapi lelaki itu menolak, “Nak, kau jangan membeli anak anjing ini. Dia tidak bisa lari cepat. Dia tidak bisa melompat dan bermain sebagaimana anak anjing lainnya.” Tom terdiam. Lalu ia menarik ujung celana panjangnya. Dari balik celana itu tampaklah sepasang kaki yang cacat. Ia menatap pemilik toko itu dan berkata, “Tuan, aku pun tidak bisa berlari dengan cepat. Aku pun tidak bisa melompat-lompat dan bermain-main sebagaimana anak lelaki lain. Oleh karena itu aku tahu, bahwa anak anjing itu membutuhkan seseorang yang mau mengerti penderitaannya.”
Kini pemilik toko itu menggigit bibirnya. Air mata menetes dari sudut matanya. Ia tersenyum dan berkata, “Aku akan berdoa setiap hari agar anak-anak anjing ini mempunyai majikan sebaik engkau.” Bahkan mereka yang cacat pun mempunyai nilai yang sama dengan mereka yang normal. Dan Tuhan yang kudus, mau datang ke dunia ini, dijadikan berdosa ganti kita, mati menebus dosa kita. Ia sangat mengerti penderitaan manusia, karena Ia pernah mengalami dan memenangkannya.
21.11.08
penjual tempe
Suatu saat wanita itu menyadari kalau tempe yang ia buat belum benar-benar jadi tempe, masih kedelai setengah jadi. Ia menjadi begitu sedih, karena tempe yang setengah jadi tidak akan laku dijual. Namun ia teringat kepada Tuhan dan berdoa agar terjadi mujijat.
“Tuhan, aku mohon agar kedelai ini menjadi tempe. Amin.” Dia begitu yakin dengan doanya dan segera melihat hasilnya. Ternyata kedelai itu tetap sama. Tetapi ia tidak putus asa. Wanita itu lalu menumpangkan tangannya, mengangkat kedelai itu dan berdoa memohon mujijat. “Aku tahu tidak ada yang mustahil bagiMu Tuhan. Tolong aku supaya kedelai ini menjadi tempe dan bisa dijual, karena ini satu-satunya mata pencaharianku. Kasihanilah aku Tuhan. Amin.”
Kali ini ia membuka bungkusnya dengan hati-hati sambil berharap akan terjadi mujijat. Wanita itu terbelalak. Ternyata isi bungkusan itu masih kedelai yang belum jadi. Hari semakin terang, tentu pasar sudah mulai didatangi pembeli, aku tetap harus ke sana, siapa tahu terjadi mujijat di jalan, pikir wanita tua itu. Ia berangkat dengan pengharapan agar kedelai itu berubah menjadi tempe setibanya di pasar. Ia berdoa di sepanjang jalan, meminta mujijat Tuhan.
Setibanya di pasar, ia membuka sebungkus dagangannya, tetapi kedelai itu tidak berubah. Wanita itu tertunduk lesu. Tampaknya Tuhan tidak menjawabnya, tapi dalam hatinya ia masih berharap agar Tuhan melakukan mujijat. Tiba-tiba ia dikagetkan dengan panggilan seorang ibu muda, “Bu, jual tempe kedelai setengah jadi tidak? Dari tadi saya sudah keliling tapi tidak ada yang jual tempe kedelai setengah jadi.” Wanita tua itu terkejut. Selama puluhan tahun menjual tempe, belum pernah ada orang yang mencari tempe setengah jadi.
Orang itu pun memborong habis semua tempe setengah jadi itu. Sebelum ibu itu pergi, wanita tua itu bertanya, “Untuk apa membeli tempe setengah jadi?” Ibu itu menjawab, “Oh, ini untuk anak saya yang ada di Prancis, dia ingin sekali makan tempe dari sini. Jadi kalau dikirim tempe yang sudah jadi, pasti akan busuk di sana. Jadi saya cari tempe yang setengah jadi.”
Selalu ada alasan Tuhan yang lebih indah ketika Ia melakukan sesuatu atas hidup kita. Alasan untuk memberkati kita dengan caraNya. Alasan untuk membuat kita semakin bersandar padaNya.
20.11.08
jamur ajaib
Bukannya menyuruh pergi atau memberi alasan kepada wanita itu, biarawan itu menjawabnya, “Bawakan benih jamur dari rumah yang tidak pernah mengalami kesedihan. Kita akan menggunakannya untuk mengeluarkan kesedihan dari hidupmu.” Wanita itu pergi dan mencari benih jamur ajaib itu.
Pertama, dia datang ke sebuah rumah megah, mengetuk pintunya dan berkata, “Aku mencari sebuah rumah yang tidak pernah mengenal kesedihan. Apakah ini tempatnya? Ini penting sekali untukku.” Mereka menjawabnya, “Kamu datang ke tempat yang salah,” lalu mereka mulai menceritakan hal tragis yang terjadi belakangan ini dan menimpa mereka.
Wanita itu berkata kepada dirinya sendiri, “Siapa yang paling mampu menolong orang-orang kasihan ini, orang yang kurang beruntung daripada diriku sendiri.” Lalu wanita itu tinggal untuk menghibur mereka, lalu kembali mencari sebuah rumah yang belum pernah mengalami kesedihan. Tapi dimanapun ia pergi, di hotel, rumah atau tempat lainnya, ia selalu menemukan satu lagi kesedihan dan kemalangan di sana. Dia lalu menjadi terlibat melayani kesedihan orang-orang itu sehingga ia melupakan tujuannya untuk mencari benih jamur ajaib. Tanpa disadarinya, sebenarnya kesedihannya itu sudah pergi darinya.
Aku selalu mengatakan, cara terbaik untuk membangkitkan diri sendiri ketika kita mengalami kesedihan dan kelemahan adalah menolong orang lain yang mengalami kesedihan. Banyak orang mungkin sering berkata, mana mungkin hal itu terjadi, seharusnya kan aku yang dihibur, bukan mereka, tetapi sungguh! Dalam Tuhan berlaku hukum kasih ini. Bahwa apa yang kamu tabur akan kamu tuai.
Kalau kamu merasa kurang beruntung di dunia ini, kunjungilah panti asuhan atau ruang ICU di rumah sakit. Kalau kamu merasa tidak ada orang yang memperhatikanmu, justru ini waktunya kamu memperhatikan orang lain. Saat ini adalah masa yang terbaik untuk membagikan kasih itu, tanpa harus berkecil hati, kamu bisa melakukannya dan tanpa sadar, kamu sedang menolong dirimu sendiri.
18.11.08
hari yang hilang
Percobaan mereka adalah mengecek kebenaran perhitungan manusia dalam sistem penanggalan yang dipakai sekarang ini, mengecek keabsahan dari posisi matahari, bulan, dan planet-planet di tata surya untuk jangka waktu 100 dan 1000 tahun ke belakang dari sekarang.
Sebenarnya inti utama dari percobaan mereka adalah agar mengetahui semua pergerakan alam semesta untuk masa yang akan datang, sehingga jika mereka akan mengorbitkan satelit, maka satelit tersebut akan diletakkan / diorbitkan pada posisi yang hampir tidak mungkin bertabrakkan dengan benda asing di alam semesta. Karena mereka berpikir bahwa sebuah satelit yang memakan biaya jutaan dollar amerika, alangkah sayangnya jika sewaktu-waktu ditabrak misalnya oleh meteor atau komet.
Mereka menjalankan komputer untuk menghitung mundur untuk beberapa abad, tetapi hasil yang didapat adalah komputer selalu berhenti berproses. Mereka lakukan berkali-kali tetapi hasil yang didapat adalah sama, komputer mereka mengalami masalah penghitungan. Perlu anda ketahui, jika komputer tidak dapat melakukan suatu perhitungan, maka hasil yang didapat adalah aksi diamnya komputer, seperti tidak melakukan apa-apa.
Mereka lalu memanggil ahli mekanik komputer, karena para ahli ini berpikir bahwa ini adalah kesalahan yang dibuat oleh komputer mereka. Ketika para teknisi komputer memeriksa mesin komputer tersebut mereka tidak menemukan sedikit kesalahan pun pada mesin tersebut. Tetapi ketika para ilmuwan itu menunjukkan kesalahan yang dibuat oleh komputer, teknisi komputer juga bingung, "Apa masalahnya ya...".
Mereka terus mencari kesalahan yang dibuat oleh komputer mereka, akhirnya mereka menemukan sesuatu yang membuat komputer itu tidak bekerja. Mereka menemukan adanya HARI YANG HILANG dalam jangka waktu tertentu. Mengapa bisa demikian? Mereka tidak dapat menemukan jawabannya. Akhirnya, salah seorang pekerja di perusahaan itu tetapi dari divisi yang berbeda dan seorang Kristen berkata kepada mereka, "Saya ingat ketika saya dulu sekolah minggu, guru sekolah minggu bercerita tentang matahari yang diam tidak bergerak satu hari penuh." Orang-orang di sekitarnya tidak percaya apa yang dikatakan oleh orang Kristen tadi, kata mereka, "Tolong buktikan dan tunjukkan kepada kami." Lalu orang tersebut membuka Alkitab dan menunjukkan pada mereka kitab Yosua. Alkitab menceritakan ketika pasukan Yosua dikelilingi oleh musuh-musuhnya, ia meminta kepada Tuhan agar tidak terjadi malam. Dan Alkitab mengatakan bahwa matahari, bulan, bintang dan semua tata surya diam tidak bergerak selama satu hari penuh. Setelah pembuktian tersebut, para ilmuwan berkata, "Inilah hari yang hilang itu!"
Mereka kemudian melanjutkan penghitungan hari yang hilang itu agar komputer tidak lagi berhenti berproses. Tetapi setelah program selesai diperbaiki, komputer tersebut tetap mengalami masalah, dan mereka menemukan kembali perhitungan yang baru bahwa hari yang hilang itu adalah 23 jam lebih 20 menit! Tidak 24 Jam / satu hari penuh seperti yang dikatakan dalam Alkitab. Berselang beberapa jam, pegawai Kristen tadi berkata kembali, "Saya ingat kejadian yang lain dalam Alkitab di mana matahari BERGERAK MUNDUR." Ia membuka kitab II Raja-Raja di mana Yesaya meminta kepada Tuhan agar matahari bergerak mundur sebanyak 10 derajat! Mereka terperanjat kaget, karena para ilmuwan tersebut tahu persis bahwa 10 derajat dari pergerakan matahari adalah tepat 40 menit! 24 jam permintaan Yosua kepada Tuhan dan 40 menit permintaan Yesaya kepada Tuhan adalah 24 jam dikurangi 40 menit = 23 jam lebih 20 menit.
perangkap serigala
Pertama-tama, dia ambil pisaunya, dia asah sampai tajam. Kemudian dia lumuri dengan darah hewan dan dibiarkannya sampai darah itu membeku di pisau. Saat darah itu sudah membeku, dilakukannya terus sampai berlapis-lapis.
Kemudian diletakkannya pisau itu di tempat yang akan terlihat oleh serigala. Saat serigala menemukan pisau itu, dia akan menjilatinya, dan semakin cepat sampai tidak menyadari bahwa pisau itu mengiris lidahnya dan yang sebenarnya dia jilati adalah darahnya sendiri. Kemudian orang eskimo akan menunggu sampai serigala itu mati lemas karena kehilangan darah dan mati.
Beginilah dosa menjebak kita. Mungkin kita pikir, nyontek, bohong, curang di pekerjaan, ngedrugs, kebut-kebutan, melakukan hubungan sex diluar pernikahan itu tidak berbahaya, fun dan aman. Tapi tanpa kita sadari, dosa menjerat kita perlahan-lahan, dan membawa kita kepada kematian. Jangan mau dibohongi oleh dosa. Sekali kita mengambil keputusan yang salah, bisa berakibat fatal, meskipun terlihat menarik, nikmat, tapi hal-hal itu akhirnya akan menghancurkan kita. Mulailah berhati-hati dalam membuat keputusan.
Pertimbangkan segalanya baik-baik, dan yang terpenting, tanya Tuhan dulu.
17.11.08
ukuran hidup
Lalu ia melanjutkan, bagaimana cara mengukur manusia? Ha, manusia? Aku mulai berpikir, lalu terpikir beberapa jawaban yang mungkin bisa menjawab pertanyaan itu. Kilogram untuk berat badannya, sentimeter untuk tinggi badannya. Tetapi ternyata bukan itu maksud pertanyaannya. Ia menjelaskan pertanyaannya kembali. Apa yang digunakan sebagai ukuran untuk suatu hidup manusia. Bagaimana manusia itu dinilai. Dasar apa yang digunakan orang untuk mengukur kehidupan seorang manusia.
Aku mulai berpikir, namun tidak menemukan jawabannya. Lalu ia menjawab pertanyaannya sendiri. Manusia diukur berdasarkan kepunyaannya. “Maksudnya?” tanyaku penasaran.
Seseorang biasanya diukur berdasarkan apa yang ia punyai. Orang selalu bertanya, sudah punya pacar? Sudah punya handphone? Sudah punya mobil? Sudah punya rumah? Sudah lulus? Sudah punya pekerjaan? Sudah punya istri? Sudah punya anak? Sudah punya cucu?
Aku membenarkan kata-kata itu sambil berpikir kalau pertanyaan-pertanyaan itu akan segera aku hadapi juga. Pertanyaan yang melambangkan cara pikir manusia terhadap karakter hidup seseorang. Selalu dinilai dari hal-hal yang ia miliki. Bagaimana jika seseorang tidak memilikinya, apakah ia menjadi kurang berharga dibandingkan orang lain yang memilikinya? Jawabannya adalah ya, menurut cara pikir dunia.
Bersyukur kalau kita memiliki Allah yang memiliki cara pikir yang berbeda. Ia tidak pernah mengukur kita dari apa yang kita miliki atau tidak kita miliki. Tuhan lebih suka menilai apa yang sudah kita berikan. Apakah kita memberi hidup kita untuk orang lain? Apa kita memberi hidup kita untuk menyenangkan Tuhan? Tuhan menjadi teladan dengan memberikan diriNya sendiri untuk menyelamatkan kita. Karakter hidup kita bukan diukur dari apa yang kita punya, tapi diukur dengan apa yang kita beri.
14.11.08
speedometer
Jarum speedometer sebagai penunjuk kecepatan mobil merasa dirinya adalah jarum yang paling aktif diantara panel mobil. Ia selalu cepat naik dan turun. Ia tidak pernah diam dalam satu posisi, kecuali kalau mobil sedang diam. Jadi ia merasa kalau keaktifannya perlu diikuti oleh jarum-jarum penunjuk lainnya di panel mobil itu. Kalau tidak aktif sama dengan mati.
Jarum tachometer sebagai penunjuk perputaran mesin ikut ambil bagian. Ia menjadi bagian yang lebih aktif daripada speedometer. Karena ia lebih sering naik turun dibandingkan speedometer. Hidupnya lebih aktif dan ia merasa lebih berharga daripada yang lainnya. Kalau mau menggunakan standar ukuran keaktifan maka ia adalah pemenangnya.
Jarum penunjuk bensin merasa kurang beruntung, walaupun demikian, ia merasa cukup aktif. Ia segera naik ketika sedang mengisi bahan bakar dan segera turun perlahan-lahan ketika mobil berjalan. Ia tetap bergerak turun walaupun mobil tidak bergerak tetapi mesinnya nyala, seperti ketika macet di jalan. Ia merasa keaktifannya juga perlu diperhitungkan.
Jarum penunjuk suhu mesin merasa sedih. Ia merasa kurang aktif. Ia hanya bergerak ketika mobil mulai nyala dan turun perlahan beberapa saat ketika mobil sudah dimatikan. Ia ingin seperti teman-temannya, bisa aktif bergerak setiap saat. Memberikan sumbangsih bagi kelangsungan mobil itu dengan keaktifannya.
Pemikiran seperti mereka masih ada di dalam gereja saat ini. Pemikiran bahwa mereka yang aktif dan maha hadir adalah pelayan yang dipakai Tuhan. Mereka yang lebih sering melayani adalah orang yang lebih dihargai. Di manapun mereka hadir dan merasa ada yang kurang jika mereka tidak melayani di mana saja.
Bisa dibayangkan kalau jarum penunjuk suhu menjadi seaktif speedometer. Atau Tachometer menjadi selambat jarum penunjuk suhu. Keaktifan tidak menunjukkan kesuksesan seseorang dalam pelayanan. Keaktifan juga tidak menunjukkan karunia, talenta atau apapun yang berhubungan dengan pelayanan yang berhasil. Pelayanan yang berhasil adalah berada di tempat yang Tuhan mau, memberikan yang terbaik dan menjadi berkat bagi Tuhan dan sesama. Kamu tidak perlu menjadi seperti orang lain untuk dianggap sukses. Pertahankan apa yang Tuhan mau, bukan apa yang orang lain mau.
13.11.08
babysitter
Maddie dan saya selalu berjalan jalan di taman setiap hari setelah makan siang. Maddie suka bermain ayunan dan perosotan di taman itu. Walaupun masih kecil, Maddie mempunyai hati yang baik, dan dia selalu membuat saya terkejut pada kasihya terhadap orang lain. Kedua orang tuanya pun juga sama - Selalu ada damai sejahtera diantara mereka. Saya selalu bertanya, mengapa mereka sangat berbeda dari orang orang lain?
Suatu hari di taman itu, saya sedang mendorong Maddie yang bermain ayunan, dan kami mendengar banyak anak anak kecil tertawa. Kami melihat ada sekelompok anak anak yang berkumpul di sebuah tempat di taman itu.
Maddie menyetop ayunannya, dan ingin pergi kesana untuk melihat apa yang sedang mereka tertawakan.
Kami berjalan, dan seorang anak laki-laki lari menuju Maddie dan mengatakan, "Ayo ke sini dan lihat orang perempuan aneh ini! Ia kotor dan berbau, menangis lagi!"
Maddie mendorong anak laki laki itu, dan menuju ke seorang wanita yang sedang duduk di tanah. Wanita itu kelihatannya berumur sekitar 50 tahun, walaupun kemungkinan umurnya lebih muda. Karena terlihat kehidupannya sangat susah, dan anak laki-laki itu benar, orang itu berbau dan kotor. Suatu hal yang akan ku pikir akan kulakukan adalah memegang Maddie dan menyingkirkannya dari orang itu.
Ketika saya mencarinya, ternyata Maddie sudah duduk di samping wanita itu, dan memegang tangan orang itu. Orang itu melihat kepada Maddie dan tersenyum. Untuk beberapa detik lamanya orang itu rasanya tidak lagi berbau dan kotor, dia cantik!! Anak-anak yang lain akhirnya meninggalkan orang itu, dan Maddie memeluk orang itu, lalu Maddie meninggalkannya.
Di sepanjang jalan, Maddie menggumamkan sebuah nyanyian, dan berlompat-lompat kecil, sesuai kebiasaannya. Ia gembira, sepertinya tidak memikirkan kesusahan. Saya menunggu Maddie mengatakan sesuatu tentang wanita itu, tetapi ia tidak mengatakan sepatah katapun.
Akhirnya ketika sampai di rumah, saya tidak tahan lagi. Saya menghampiri Maddie dan berkata, "Mengapa kamu lakukan itu?"
Maddie bertanya balik, "Melakukan apa Julie?"
Dan saya jawab, "Mengapa kamu memegang tangan dan memeluk orang itu sedangkan anak anak lain menertawainya dan menakut-nakutinya?"
Maddie menatap saya dan berkata, "Julie, Yesus tidak akan memperlakukan wanita itu seperti itu. Setiap orang menertawakan dan memperlakukan Yesus seperti apa yang mereka perbuat, tapi apa yang Yesus telah perbuat! Dia sudah mati untuk kita di kayu salib. Setiap kali saya melihat seseorang dipermalukan seperti itu, saya selalu pergi menemuinya, memeluk mereka, dan mengatakan bahwa Yesus mencintai mereka, hal itu selalu membuat mereka merasa menjadi lebih baik."
Saya yang berumur 23 tahun, seharusnya lebih pintar! Tetapi anak berumur 5 tahun ini mengetahui lebih banyak daripada saya. Dan itulah Maddie! Yesus, datang ke dunia yang kotor dan dingin ini, ditertawakan, diludahi, tetapi Dia mati untuk kita. Saya berubah mulai hari itu, dunia terlihat berbeda, dan hal itu dikarenakan seorang anak perempuan kecil berumur 5 tahun yang telah memperlihatkan apa arti sebenarnya Kasih.
12.11.08
aksi dan reaksi
Kalau kamu ditampar pipi kanan, berikanlah pipi kirimu, tapi awas kalau sampai kena hidung! Perikop ini merupakan sebuah perumpamaan yang menarik dan hal ini selalu terjadi pada kita setiap hari. Entah ada teman yang nyebelin, tidak sengaja menjatuhkan hp mu, atau menginjak genangan air sehingga membasahi kaos putihmu, atau ketika ada permen karet yang terinjak oleh sepatu barumu.
Hal baik bisa terjadi kepada orang yang buruk sama seperti hal buruk bisa terjadi kepada orang baik. Kalau kamu mengalaminya, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan membalasnya? Atau kamu akan melakukan hal yang lebih buruk lagi? Atau kamu akan melakukan sesuatu yang kamu pikir bisa membuat mereka jera?
Kisah tampar menampar itu tidak akan menyinggung hidupmu, sampai tamparan pertama terjadi. Selama tamparan pertama (entah di kanan atau di kiri) belum terjadi, maka perikop itu belum berlaku bagi hidupmu. Ketika tamparan itu sudah terjadi, maka kamu mulai masuk dalam tahapan pencobaan tampar menampar. Perhatikan! Bukan aksimu yang akan dilihat oleh Tuhan, melainkan reaksimu.
Apa yang akan kamu lakukan sebagai reaksi dari tamparan pertama itulah yang akan Tuhan perhitungkan. Dia tidak terlalu memusingkan hal buruk apa yang baru saja menimpamu, tetapi Ia lebih peduli dengan bagaimana kamu bereaksi dengan hal negatif itu. Reaksi mu lebih menentukan daripada aksi sebelumnya.
Kalau kamu mengalami aksi hal yang baik, tentu saja kamu bisa memiliki reaksi yang baik. Tetapi tantangannya adalah bagaimana jika yang terjadi adalah tamparan, atau hal buruk yang sudah disebutkan di atas. Apakah reaksimu menjadi buruk atau malah mengubah hal buruk menjadi kebaikan?
Memberikan pipi yang sebelah lagi adalah gambaran dari reaksi positif atas aksi negatif. Hal ini bukan merupakan tantangan kalau pipi yang sebelah belum ditampar, tetapi menjadi tantangan yang sulit ketika aksi negatif sudah dilancarkan.
11.11.08
danny dutton blog
"Salah satu tugas utama Tuhan adalah membuat manusia. IA membuat manusia untuk menggantikan orang-orang yang meninggal, sehingga akan ada cukup banyak orang untuk menyelesaikan berbagai tugas di bumi ini. ia tidak membuat manusia yang sudah besar, tetapi hanya bayi-bayi. Kurasa karena bayi lebih kecil dan mudah dibuat. Dengan cara itu pula, IA tidak perlu membuang waktuNYA yang berharga untuk mengajari manusia berbicara dan berjalan. IA dapat memberikan tugas itu pada Bapa-bapa dan Ibu-ibu."
"Tugas penting Tuhan yang kedua adalah mendengarkan doa-doa. hal ini sangat 'mengerikan' karena beberapa orang seperti para pendeta dan semacamnya, yang berdoa sepanjang hari kecuali waktu tidur. Tuhan tidak punya waktu untuk mendengarkan radio atau TV karena hal itu. Karena ia dapat mendengar segala hal , pastilah ditelinganya terdengan suara yang luar biasa berisiknya, kecuali jika IA telah memikirkan cara untuk mematikan suara itu."
"Allah melihat segala sesuatu dan mendengan segala suara dan berada dimana saja, sehingga membuatnya sibuk terus. Jadi sebaiknya engkau tidak membuang-buang waktuNYA dengan meminta sesuatu yang juga pasti akan ditolak oleh ayah atau ibumu."
"Orang Ateis adalah orang yang tidak percaya akan Tuhan. Aku rasa orang seperti ini tidak ada di Culla Vista. Yah, paling tidak tidak ada orang ateis yang datang ke gereja kami."
"Yesus adalah putera Tuhan. IA dulu melakukan berbagai tugas berat seperti berjalan di atas air dan membuat berbagai mujijat dan mencoba mengajar orang-orang yang tidak mau belajar tentang Tuhan. Akhirnya mereka lelah dengan kotbahNYA dan mereka menyalibkanNYA. tetapi IA sungguh baik dan lembut, seperti AyahNYA, dan IA mengatakan pada AyahNYA bahwa mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan dan memintaNYA untuk memaafkan mereka dan Tuhan menyetujuinya."
"AyahNYA (Tuhan) menghargai apa yang dilakukan YESUS dan kerja kerasnya di dunia sehingga Tuhan mengatakan kepada Yesus bahwa IA tidak perlu pergi ke dunia lagi. IA dapat tinggal saja di surga. Maka IA berdiam di surga. dan sekarang IA menolong AyahNnya dengan mendengarkan doa-doa dan memilah kejadian-kejadian/ hal-hal yang penting untuk ditangani AyahNYA dan yang dapat ditanganiNYA sendiri tanpa mengganggu Tuhan. Seperti seorang Sekretaris, tapi lebih penting."
"Engkau dapat berdoa kapan saja engkau mau dan Tuhan pasti menolongmu karena Mereka telah mengatur dengan baik sehingga selalu ada yang sedang bertugas mendengarkan doamu."
"Engkau seharusnya pergi ke gereja di hari Minggu karena hal ini membuat Tuhan senang, dan jika ada orang yang ingin kausenangkan, tentu itu Tuhan. Jangan 'kabur' dari gereja atau melakukan hal lain yang kau anggap menyenangkan, seperti pergi ke pantai. Itu salah. Lagi pula, matahari baru akan muncul di pantai setelah siang hari."
"Jika engkau tidak percaya pada Tuhan, selain menjadi seorang ateis, engkau akan sangat kesepian, karena orang tuamu tidak bisa menemani kemanapun kau pergi, seperti pergi berkemah, tetapi Tuhan bisa. Rasa senang karena tahu bahwa IA ada disekitarmu ketika engkau takut dalam gelap atau ketika engkau tidak bisa berenang tetapi didorong ke sungai dalam oleh anak yang lebih besar."
"tetapi... engkau tidak boleh selalu hanya memikirkan apa dapat Tuhan lakukan untukmu. Aku selalu beranggapan Tuhan menempatkanku disini dan IA dapat mengambil aku kapanpun dikehendakinya. Dan .. itulah alasannya kenapa aku percaya pada Tuhan."
10.11.08
anakku jim
Suatu hari sepulang sekolah, Jim meninggal dalam sebuah kecelakaan sepeda motor. Setelah ia meninggal, ibunya menulis surat ini yang kemudian diterbitkan di surat kabar.
Hari ini, kami mengubur anak kami yang berusia 20 tahun. Dia meninggal seketika dalam kecelakaan sepeda motor pada Jumat malam. Kalau saja aku tahu malam itu adalah terakhir kalinya aku berbicara dengannya, aku hanya ingin mengatakan, “Jim aku sayang padamu dan sangat bangga padamu.”
Aku akan mengambil waktu untuk menghitung berkat yang ia berikan dalam hidup orang-orang yang mengasihinya. Akau akan mengambil waktu untuk menghargai senyum indahnya, suara tawanya dan kasihnya yang murni untuk orang lain.
Kalau kucoba menaruh semua hal baik yang kamu buat dan mengukurnya dengan kesulitan yang kamu buat seperti suara radio yang terlalu keras, potongan rambut yang tidak kami suka, kaus kaki di bawah tempat tidur dan lain-lain. Kesulitan yang kamu buat itu tidak ada artinya buat kami.
Aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk mengatakan kepada anakku apa saja yang kuingin dia tahu, tetapi saudara-saudara sesame orang tua, kalian masih punya. Katakan kepada anakmu apa yang kalian mau mereka dengar. Terakhir kali aku berbicara dengan Jim adalah di hari sebelum ia meninggal. Dia memanggilku, “Hai Bu, Aku menelepon hanya untuk bilang kalau aku sayang padamu. Aku harus pergi bekerja sekarang. Bye.” Ia memberikan sesuatu yang akan kuhargai selamanya.
Kini aku lebih menghargai segala sesuatu tentang hidup dan orang-orang di sekitarku, terutama keluarga. Ambil waktu untuk menghargai mereka dalam hidupmu. Mungkin kamu tidak memiliki waktu lain lagi. Lakukan hari ini!
Gunakan hari ini dengan sebaik-baiknya, seolah-olah seperti hari terakhirmu untuk memberkati orang lain.
9.11.08
jari-jari
Jari Jempol, Jari ini adalah jari terdekat dengan kita, jadi ketika kita mulai berdoa, mulailah dengan mendoakan orang-orang terdekat kita, sebut nama mereka dalam doa kita.
Jari Telunjuk, Jari ini mewakili orang-orang yang mengajar, seperti guru, hamba Tuhan, dokter. Doakan agar mereka diberi hikmat, supaya mereka bisa menunjukkan arah bagi yang membutuhkan mereka.
Jari Tengah, Jari ini adalah jari tertinggi, jadi doakan pemimpin bangsa dan para pejabat. Karena mereka sering membuat keputusan yang mempengaruhi kepentingan orang banyak, mereka membutuhkan bantuan Tuhan.
Jari Manis, Jari ini adalah jari yang lemah, jadi doakan teman-teman kita yang sedang lemah, sakit, ada masalah, atau tertimpa bencana. Tapi jangan berhenti sampai mendoakan saja, kita juga harus berusaha menolong mereka.
Terakhir adalah Jari Kelingking, Jari ini adalah yang terkecil diantara semua, menggambarkan diri kita sendiri. Jari kelingking mengingatkan bagaimana kita harus rendah hati saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Jangan lupa berdoa bagi diri sendiri, agar kita memiliki buah roh dan semakin serupa dengan Yesus.
Pada saat kita mulai berdoa bagi orang lain, memberkati orang lain, memberkati tempat kita bekerja, kuliah atau sekolah, maka berkat Tuhan otomatis turun atas hidup kita. Karena kalau Tuhan mau memberkati orang lain melalui hidup kita, Dia tentu harus memberkati kita dulu, agar berkat kita bisa disalurkan ke orang lain. Jadi mulai sekarang, jangan egois, jangan berdoa for me, myself and i saja.
8.11.08
bambu cina
Orang-orang yang melihat pasti mengira tanaman itu tidak bisa tumbuh atau bahkan sudah mati. Mereka yang lelah menanamnya pasti akan memotongnya atau mengganti dengan tanaman lain.
Tetapi pada tahun ke lima, mereka yang terus memupuk dan menyirami bambu ini melihat suatu keajaiban. Dalam waktu lima minggu terakhir, tanaman ini tumbuh menjadi sebuah pohon yang menjulang tinggi, konon sampai 27 meter.
Kalau ada pertanyaan yang muncul, apakah pohon ini tumbuh menjadi 27 meter dalam waktu lima minggu atau lima tahun? Jawabannya tentu saja lima tahun. Jika dalam masa lima tahun itu orang yang menanamnya berhenti menyiram dan merawat, pohon itu pasti mati.
Kalau kamu sekarang sedang tergoda untuk menyerah dan berhenti berusaha hanya karena apa yang kamu usahakan tahun lalu belum berhasil, kamu tidak akan bisa melihat “pohon yang akan tumbuh 27 meter”. Terus sirami dan imani impian kamu. Jika kita tidak berhenti dan terus tekun maka kita akan meraih tuaiannya. Jangan menyerah.
7.11.08
mobil baru jim
Kuakui sebenarnya aku memang memerlukan sebuah kendaraan yang bernama mobil. Supaya kertas-kertas dan tas yang harus kubawa kerja setiap hari, tidak terancam keberadaannya. “Aku tidak tahan lagi, Jim harus punya mobil,” kata teman seprofesiku suatu saat kepada istriku. Istriku mengiyakan hal itu, tapi masalahnya kami tidak memiliki uang untuk membeli mobil. Lalu temanku itu menjawab, “Tidak masalah, aku akan membelikan Jim sebuah mobil.” Aku terhenyak.
Dan singkat cerita, itu bukan lagi sekedar bahan pembicaraan. Sebuah sedan kecil sudah terparkir di depan rumahku saat ini. Aku tidak akan pernah mampu membelinya kecuali ada seseorang yang baik dan memberikannya padaku sebagai hadiah. Kalau aku mencoba mencicilnya pada temanku atau bekerja padanya untuk mendapatkannya, itu bukan lagi hadiah namanya.
Namun, tragisnya orang-orang yang mengaku rohani di dunia ini membuat kesalahan dengan berusaha mendapatkan sesuatu yang sebenarnya sudah Tuhan berikan sebagai hadiah. Itu sebabnya banyak dari mereka yang melakukan ibadah, beramal dan menjalani aturan agamanya. Mereka berusaha memperoleh hidup kekal dengan melakukan perbuatan baik dan menjadi orang baik. Memang baik untuk menjadi orang baik, tetapi perbuatan baik tidak membawamu ke surga.
Kenyataannya dalam surat Efesus ditegaskan bahwa hanya oleh kasih karunia kita diselamatkan. Kita tidak bisa selamat dengan hal-hal baik yang berusaha kita lakukan. Mobil Jim hanya bisa dimiliki jika ada orang lain yang membayarnya. Keselamatan hanya bisa didapat jika ada seseorang yang membayar semua dosamu, dan itu sudah dilakukan oleh Yesus. Yang bisa Jim lakukan hanyalah menerima mobil yang sudah dibayar itu. Kamu pun hanya perlu menerima keselamatan itu. Jangan lagi berpikir untuk mencicil keselamatanmu dengan apapun, karena itu adalah hadiah yang sudah diberikan padamu dan harganya sudah lunas dibayar.
6.11.08
memukul punggung tangan
Tuhan jahat. Kenapa Tuhan membiarkan ini semua terjadi. Padahal aku sudah rajin membaca Alkitab dan berdoa. Devoted jadi sarapanku setiap pagi mengawali 1 jam saat teduhku. Hillsongs selalu jadi lagu favoritku di iPod. Setiap hari Rabu aku sudah ikut kelompok sel. Setiap hari Jumat aku ikut persekutuan di kampus. Hari Sabtu aku seharian di gereja untuk mengikuti berbagai kegiatan dan persiapan pelayananku di hari Minggu. Perpuluhanku tidak pernah kurang atau terlambat. Pokoknya sepertinya tidak ada alasan untuk Tuhan mengijinkan seabrek hal buruk tadi menimpaku!
Coba kamu pukul pahamu. Pukul yang kuat, sampai kamu bisa berteriak karena sakit. Lalu ulangi pukulan tadi ditempat yang sama, tetapi kali ini letakkan dahulu tanganmu yang satunya untuk menutupi pahamu. Tentunya kali ini yang sakit adalah tanganmu. Pahamu masih bisa saja terkena dampak pukulan itu walaupun tidak sesakit yang pertama.
Tuhan sudah menanggung setiap penderitaan yang kita alami. Pikirkan bahwa Tuhan menaruh tanganNya yang berlubang paku, ketika Ia mengijinkan pencobaan itu datang. Dia sudah menahannya dengan tanganNya sendiri. Ia tidak menyayangkan diriNya supaya kita tidak menderita. Bisa kamu bayangkan jika Tuhan tidak menopang dan menjaga kita dengan tanganNya yang kuat ketika pencobaan itu datang.
Segala pencobaan yang kita alami, mampu kita atasi. Bukan dengan kekuatan kita, tetapi dengan kekuatan tanganNya yang berkorban buat kita. Kasih karuniaNya cukup bagi kita.
5.11.08
ian o'gomman
Ketika penyakit Ian bertambah parah, ia harus menjalani kemoterapi di rumah sakit pusat. Efek samping dari terapi ini adalah rontoknya rambut Ian, sehingga kepalanya menjadi botak di beberapa tempat. Hal ini membuatnya menjadi malu, sehingga Ian harus menggunakan topi untuk menutupi kepalanya.
Minggu berikutnya, terjadi sebuah kejadian yang menjadi kenangan tak terlupakan untuk sekolah itu. Semua murid laki-laki memangkas habis rambutnya sampai benar-benar licin. Tidak ada seorang pun yang mengenakan topi. Mereka melakukannya, tanpa malu sedikitpun, karena ada seorang teman mereka yang bernama Ian O’Gomman, yang menderita penyakit kanker dan menjadi botak karena sedang menjalani kemoterapi. Untuk membuat seorang teman mereka itu tidak merasa minder, dikucilkan dan terlebih lagi supaya Ian merasa seperti di rumahnya sendiri dan menjadi bagian dari mereka, semua teman sekelasnya sepakat untuk mencukur habis rambut mereka.
Pak Alter tidak sanggup lagi menahan air matanya. Ia begitu terharu melihat rasa setia kawan diantara murid-muridnya. Mereka lalu satu persatu bergantian memeluk Ian dan memberikan kata-kata penguatan untuknya. Sebuah momen yang indah di sekolah itu. Keesokan harinya, Pak Alter datang ke sekolah dengan kepala licin. Ia juga ingin menjadi bagian dari solidaritas murid-muridnya.
Seberapa besar kamu mau berkorban untuk temanmu? Apakah kamu mau mengorbankan rambutmu? Uangmu? Waktumu? Kesenanganmu? Murid-murid kelas lima Sekolah Dasar Lake memberikan sebuah contoh yang luar biasa untuk Pak Alter dan juga kita semua, bahwa seorang teman itu sangat berharga. Sama seperti kamu begitu berharga di hadapan Tuhan.
4.11.08
untung aku sakit 27th yang lalu
Aku mengajaknya pergi makan di Nashville, Tennessee untuk membantuku sembuh dari flu. Setelah itu kami menjadi teman yang lebih dekat dari sebelumnya, tetapi belum terpikirkan olehku tentang pernikahan. Beberapa bulan kemudian sewaktu aku akan mengambil pekerjaan baru di Atlanta, Cathy, nama wanita itu, membantuku mengemasi barang-barang dan siap untuk berangkat. Kami melewati hari yang menyenangkan dan makan siang bersama-sama. Menjelang akhir hari itu, aku melihat tetesan air mata mengalir dari mata Cathy, membuatku bertanya apa yang terjadi.
Ia berkata, “Aku tak tahu apakah aku bisa hidup tanpamu, kamu adalah sahabatku.” Aku menjawabnya, “Aku tahu, akupun memikirkan hal yang sama.” Hari itu juga kami memutuskan untuk menikah. Kami masih melewati banyak masa sulit, tapi kami masih tetap bersahabat!
Ketika aku mengajar di kelas kesehatan keluarga dan membicarakan mengenai pernikahan, aku selalu menceritakan cerita ini. Murid-muridku tampaknya menyukainya karena mereka belajar untuk pertama kalinya bahwa memberi, berbagi, dan saling memperhatikan satu sama lain adalah hal yang sangat penting di dalam kehidupan, sedangkan seks, penampilan, materi dan hal-hal lainnya hanya bersifat sekunder.
Oh ya, Cathy dua belas tahun lebih muda dariku, dan dia sangat cantik. Dia adalah anugrah terbesar kedua setelah keselamatan. Dan aku bersyukur, karena aku sakit 27 tahun yang lalu.
Ada hal-hal yang tampaknya buruk menimpa kita, tetapi Tuhan memiliki agendaNya sendiri dalam hidup kita. Ia bisa membuat sungai di padang belantara.
3.11.08
jas edison
Ketika ia pergi ke luar rumah, di jalan ia bertemu dengan salah seorang teman dekatnya. Mereka saling menyapa dan temannya itu berkata, “Mengapa kau tidak pernah membeli jas yang baru? Jas itu sudah banyak sobekannya.” “Tidak perlu, mau pakai jas jelek, mau pakai jas barupun orang tidak tahu siapa aku ini,” jawab Edison.
Akhirnya setelah beberapa tahun kemudian, nama Thomas Alfa Edion menjadi tenar dan dibicarakan dimana-mana karena penemuan bola lampunya. Kebetulan ia bertemu lagi dengan teman dekatnya itu di jalan. Setelah saling menyapa, temannya masih menanyakan hal yang sama, “Kau masih mengenakan jas yang dulu, mengapa kau tidak membeli jas yang baru? Bukankah kau sudah terkenal sekarang?” Tetapi jawab Edison, “Ah, tidak perlu. Dengan jas inipun siapapun sudah tahu siapa aku.”
Devoters, orang disekelilingmu mungkin melihat dan menilai apa yang ada di luar. Bahkan mungkin juga teman-teman di sekitarmu. Mereka menilaimu berdasarkan apa yang kamu pakai, apa yang kamu makan dan apa yang kamu punya. Mereka akan terus ngomongin kamu supaya kamu menjadi seperti yang mereka sarankan.
Beberapa tahun setelah pertemuan itu, Edison menjadi semakin terkenal dan temannya itu tidak menjadi siapa-siapa. Edison tidak menjadi sukses karena pakaiannya, melainkan karena dirinya sendiri.
Tuhan pun menilai apa yang ada di dalam melebihi apa yang tampak dari luar. Be Godly! Be confident!
2.11.08
adu lari
Ketika mereka berlari, tampak keduanya tidak ada yang mau kalah. Saling menyusul dan berusaha untuk menjadi yang terdepan. Gelak tawa dan keceriaan mewarnai ajang lomba lari itu. Seru sekali, tetapi tidak tampak seperti orang yang sedang membenci karena berkompetisi.
Akhirnya mereka tiba di akhir trek itu. Salah satu dari mereka harus jadi pemenangnya. Tetapi yang kalah tidak merasa kalah, karena yang menang juga tidak merasa kemenangannya atau lebih tepatnya, kekalahan sahabatnya sebagai sesuatu yang harus dibanggakan. Mereka hanya melakukannya untuk bersenang-senang.
Tetapi tiba-tiba salah satu dari mereka mengerang. Tampaknya kaki kanannya berdarah karena tertusuk duri. Mungkin saja itu terjadi ketika ia menginjak semak-semak dalam lomba lari tadi. Ia berkata, “mengapa tadi aku tidak merasa sakit ketika sedang berlari ya?” Sahabatnya menjawab, “tentu saja, karena kamu sedang berlari.”
Dalam perjalananmu, mungkin kamu pernah terluka. Disakiti oleh orang-orang di sekitarmu, tertekan oleh keadaan, tersiksa dengan hal-hal yang tidak bisa kamu ubah. Tetapi kamu bisa memilih untuk berhenti berjalan, atau berlari, hanya sekedar untuk mengurusi dirimu sendiri. Berhenti mengejar tujuan, hanya sekedar untuk mengasihani diri sendiri.
Bersyukur ketika kamu memiliki sahabat yang memberi semangat kepadamu untuk terus berlari. Memberi motivasi untuk mengejarnya. Mendorong untuk mengabaikan rasa sakit itu dan terus berlari menuju garis akhir. Kamu tidak akan merasakan perihnya duri yang menusuk kakimu kalau kamu terus berlari. Jika kamu terlalu sibuk mengasihani dirimu sendiri, maka kamu tidak akan pernah mencapai garis akhir. Tetapi jika kamu terlalu sibuk mengejar tujuan hidupmu, kamu tidak akan pernah mengasihani dirimu sendiri ketika ada duri yang menusukmu. Terus berlari Devoters!
1.11.08
thomas jefferson
Setelah beberapa berhasil menyeberang dengan selamat, seorang tak dikenal meminta Presiden Jefferson untuk menyeberangkannya. Presiden menyetujuinya tanpa basa-basi. Pria itu segera naik ke belakang Presiden dan kemudian akhirnya mereka berdua selamat sampai ke seberang.
Ketika orang asing itu turun dari pelana kuda, salah satu dari mereka bertanya kepadanya, “kenapa kamu memilih meminta tolong kepada Presiden untuk kau tumpangi?” Orang itu terkejut. Ia mengaku sama sekali tidak tahu kalau orang yang menolongnya adalah Presiden.
“Yang aku tahu, beberapa mimik wajah kalian berkata “tidak” dan beberapa lagi berkata “ya.” Dan wajah Presiden adalah yang berkata “ya.”
Wajahmu itu bisa berbicara apakah kamu benar-benar tulus atau tidak. Sikapmu bisa tergambar di wajahmu dan itu cukup “berbicara” kepada orang lain. Kalau kamu pikir bisa menutupi isi hatimu dengan pura-pura tersenyum dan ramah kepada orang lain, kamu sedang memakai topeng yang tidak tahan lama. Suatu saat isi hatimu yang sesungguhnya akan muncul.
Jadi bagaimana? Apanya yang harus diperbaiki? Bukan wajah dan mimik muka yang harus diperbaiki, melainkan apa yang ada di dalam. Jika kamu punya suatu ganjalan dengan seseorang, bereskan hal itu dan jangan menundanya. Jangan biarkan wajahmu menggunakan topeng terus menerus untuk menutupi isi hatimu.
31.10.08
jose rivera
Akhirnya ranger itu mendatangi sebuah bar yang terpencil. Di sana ia melihat seorang anak muda sedang meramu minuman. Di salah satu meja, seorang pria sedang tertidur dengan muka ditutupi oleh topinya. Dengan berani, ranger itu mendekati anak muda di bar dan memperkenalkan diri dan maksud kedatangannya untuk membawa Jose Rivera, hidup atau mati. “Bisakah kamu menolongku menemukannya?” Anak muda itu tersenyum, sambil menunjuk ke arah sebuah meja, ia berkata, “Itu Jose Rivera.”
Ranger itu berbalik ke arah bandit yang sedang tidur itu dan menepuk bahunya. “Apakah kamu Jose Rivera?” tanyanya. Orang itu menjawab, “no speak English.” Ranger itu menoleh ke belakang dan memanggil anak muda itu untuk membantunya berkomunikasi.
Pembicaraan selanjutnya menjadi sedikit membosankan. Pertama ranger itu berbicara dalam bahasa Inggris, lalu anak muda itu menerjemahkannya ke dalam bahasa Spanyol. Jose Rivera akan menjawab dalam bahasa Spanyol dan anak muda itu mengulangi jawabannya ke dalam bahasa Inggris kepada ranger itu.
Akhirnya ranger itu memberikan dua pilihan untuk Jose Rivera. Pertama, memberitahukan tempat dimana ia menyembunyikan harta yang telah ia curi, maka ia akan dibebaskan. Yang kedua, jika ia tidak mau memberitahukannya, ia akan ditembak di tempat. Lalu anak muda itu menerjemahkan peringatan itu.
Jose Rivera berpikir sejenak lalu berkata kepada anak muda itu, “Katakan padanya uuntuk keluar dari bar, belok ke kanan. Satu mil dari sini ada sebuah sumur. Di dekat sumur itu ada sebuh pohon besar. Di bawahnya terdapat sebuah kotak dimana kusembunyikan semua perhiasan dan uang yang kurampok.”
Anak muda itu menoleh ke ranger itu, membuka mulutnya, lalu menelan ludah, berhenti sebentar, lalu mengatakan, “Jose Rivera bilang.. Em, dia bilang coba tembak aku!”
Mungkinkah kamu akan melakukan hal yang sama seperti anak muda itu kepada temanmu? Mungkin tidak. Tetapi bagaimana kalau temanmu yang melakukan hal itu kepadamu?